Masalah ini tidak hanya terbatas pada kebiasaan konsumsi kental manis, tetapi juga berkaitan dengan pola asuh yang diterapkan dalam keluarga.
BACA JUGA:66 Balita Stunting Terima Bantuan Susu dan Telur, Ini Tujuannya..
BACA JUGA:Angka Stunting Turun, Pemkot Palembang Berikan Telur dan Nutrisi untuk Balita
Kebiasaan memberikan kental manis sebagai pengganti susu dapat menyebabkan kekurangan gizi, karena kental manis umumnya mengandung banyak gula dan tidak memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak.
Menurut Dedi Irawan, Kabid Kesmas Dinkes Propinsi Sumsel, kebiasaan konsumsi kental manis ini menjadi salah satu penyebab utama mengapa prevalensi stunting sulit menurun.
Masyarakat masih banyak yang menganggap kental manis sebagai susu yang baik untuk anak-anak.
“Kebiasaan ini sudah tertanam cukup lama dalam masyarakat, sehingga banyak orang tua belum menyadari bahwa kental manis sebenarnya tidak baik untuk anak-anak,” jelas Dedi.
BACA JUGA:20 Balita Stunting Terima Bantuan Paket Bahan Pokok dan Uang Tunai
BACA JUGA:Perumda Tirta Musi Salurkan Bantuan Untuk Anak Stunting
Dedi menambahkan bahwa ada kasus di mana anak-anak di bawah enam bulan diberikan kental manis, dan hasilnya sangat mengejutkan karena anak-anak tersebut sudah mengalami stunting.
Ini menunjukkan betapa pentingnya edukasi mengenai pemberian gizi yang tepat kepada keluarga.
Sebagai tindak lanjut dari temuan tersebut, PP Muslimat NU bersama YAICI akan melaksanakan beberapa langkah strategis untuk menangani masalah stunting yang terkait dengan kebiasaan konsumsi kental manis.
Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU, Erna Yulia Sofihara, menjelaskan bahwa mereka akan melanjutkan temuan dari kunjungan keluarga dengan beberapa langkah konkret.
BACA JUGA:Angka Stunting di Kota Palembang Mulai Alami Penurunan
BACA JUGA:Pemkot Palembang Kompak Kerjasama Kendalikan Angka Stunting
“Pihak kami akan melaksanakan program Ibu Asuh stunting, di mana setiap keluarga yang teridentifikasi akan didampingi oleh seorang kader. Kader ini akan memonitor, mengedukasi, dan memastikan bahwa keluarga tersebut menerapkan pola makan yang sehat dan pemenuhan gizi yang cukup untuk anak-anak mereka,” kata Erna.