Program Ibu Asuh stunting ini bertujuan untuk memberikan pendampingan langsung kepada keluarga dalam mengatasi masalah gizi dan stunting.
Selain itu, keluarga juga akan mendapatkan bantuan untuk pemenuhan gizi anak, seperti pemberian makanan bergizi dan edukasi tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Edukasi mengenai gizi dan pola makan yang sehat sangat penting dalam upaya pencegahan stunting.
BACA JUGA:Dirut PDAM Tirta Musi Jadi Bapak Asuh Stunting
BACA JUGA:Lantik 10 Anggota TPPS di Kecamatan Sako,Wawako Harap Dapat Penanggulangan Stunting
Keluarga perlu diberikan informasi yang jelas tentang pentingnya memberikan susu yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak, bukan sekadar menggantikan susu dengan kental manis yang tidak memenuhi standar gizi.
Pemerintah dan pihak-pihak terkait juga diharapkan dapat lebih aktif dalam menyosialisasikan informasi mengenai pentingnya gizi yang seimbang dan dampak buruk dari konsumsi kental manis secara berlebihan.
Kegiatan sosialisasi dan edukasi ini dapat dilakukan melalui berbagai media, baik itu melalui kampanye kesehatan, pelatihan untuk kader kesehatan, maupun program-program komunitas yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Masalah stunting di Palembang, khususnya di Kecamatan Sukarami, menunjukkan bahwa kebiasaan konsumsi kental manis sebagai pengganti susu memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan anak.
BACA JUGA:Percepat Penanggulangan Stunting, Ini Upaya Pemkot Palembang
BACA JUGA:PLN Salurkan Bantuan Inovasi Electrifying Agriculture Taman Gizi untuk Puskesmas Kota Palembang
Temuan dari kunjungan keluarga oleh PP Muslimat NU dan YAICI mengungkapkan betapa pentingnya edukasi mengenai pemberian gizi yang tepat dan bahaya konsumsi kental manis.
Langkah-langkah tindak lanjut yang diambil, termasuk program Ibu Asuh stunting dan pendampingan keluarga, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah stunting secara lebih efektif.
Dengan adanya kesadaran yang lebih tinggi dan pendidikan yang lebih baik