Kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan fasilitas kesehatan yang memadai menjadi penyebab utama masalah ini, memperburuk situasi ekonomi di Laos.
4. Kamboja
PDB per kapita: US$ 2.627 (Rp 39,4 juta)
Kamboja, dengan PDB per kapita sebesar US$ 2.627 atau sekitar Rp 39,4 juta, merupakan negara keempat termiskin di Asia Tenggara.
Sebelum pandemi, Kamboja dikenal dengan pertumbuhan ekonominya yang pesat.
Menurut laporan Bank Dunia, Kamboja mencatat rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 7,6 persen antara 1995 dan 2019, menjadikannya salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di kawasan.
Namun, pandemi Covid-19 membawa Kamboja pada kondisi yang sangat berbeda.
Pengangguran meningkat drastis, dan kemiskinan meningkat seiring dengan berkurangnya kesempatan kerja di sektor-sektor vital seperti pariwisata, manufaktur, dan konstruksi.
Konflik Rusia-Ukraina juga memberikan beban tambahan melalui kenaikan harga energi dan pangan, membuat situasi ekonomi Kamboja semakin terpuruk.
Meskipun ada potensi pemulihan, tantangan besar tetap ada, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor informal dan usaha kecil.
5. Filipina
PDB per kapita: US$ 4.130 (Rp 61,9 juta)
Filipina menempati posisi kelima dengan PDB per kapita sebesar US$ 4.130 atau sekitar Rp 61,9 juta.
Pada 2023, tingkat kemiskinan nasional mencapai 10,9 persen, dengan sekitar 2,99 juta keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok mereka.
Pandemi memukul sektor-sektor penting di Filipina seperti konstruksi, ritel, dan layanan, yang berdampak langsung pada lapangan kerja dan pendapatan masyarakat.
Filipina berusaha mengatasi kemiskinan melalui berbagai program sosial dan pembangunan infrastruktur, namun tantangan struktural tetap ada.