Pemekaran Wilayah NTT: Calon Provinsi Sumba Sabu Raijua, Surga Budaya dan Alam yang Bersinar dari Timur

Rabu 16-04-2025,14:15 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

Tak hanya itu, ritual adat Pasola, yang merupakan perang lembing antar kampung, telah menjadi tontonan budaya yang menarik wisatawan setiap tahunnya. 

Selain itu, wilayah ini juga memiliki peninggalan situs megalitik yang telah ada sejak ribuan tahun lalu, seperti di Anakalang, Lambanapu, dan Kampung Tarung.

Sabu Raijua pun tak kalah menarik, dengan budaya dui sabu, sistem pengelolaan lahan berbasis adat, dan rumah adat khas yang tahan angin serta menjadi bagian dari identitas masyarakat Sabu.

Potensi Wisata Kelas Dunia

Wilayah ini memiliki potensi wisata yang luar biasa dan belum tergarap secara maksimal. 

Beberapa destinasi unggulan meliputi:

Pantai Nihiwatu, yang pernah dinobatkan sebagai pantai terbaik di dunia oleh media internasional, menyuguhkan pemandangan dan ombak yang cocok untuk selancar kelas dunia.

Bukit Wairinding, dengan lanskap padang savana yang dramatis dan menjadi tempat favorit untuk fotografi.

Danau Weekuri di Sumba Barat Daya, danau air asin yang unik dengan air jernih dan dikelilingi batu karang alami.

Kampung adat Praijing dan Ratenggaro, yang memperlihatkan struktur rumah adat dan kehidupan tradisional masyarakat Sumba.

Pulau Raijua, dengan pantai eksotis dan budaya yang masih terjaga kuat, cocok untuk ekowisata dan pengembangan konservasi.

Dengan potensi seperti ini, Provinsi Sumba Sabu Raijua sangat layak menjadi destinasi pariwisata prioritas nasional.

Seperti halnya pemekaran wilayah lainnya, tentu ada sejumlah tantangan yang harus diperhatikan:

Kesiapan Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia: Sebagai provinsi baru, Sumba Sabu Raijua harus membangun infrastruktur pemerintahan dari nol, termasuk kantor gubernur, DPRD, dan lembaga vertikal lainnya.

Kapasitas Fiskal dan Anggaran: Pendapatan asli daerah (PAD) saat ini masih relatif rendah, sehingga sangat tergantung pada dana transfer pusat. Maka, perencanaan anggaran harus realistis dan berorientasi pada hasil.

Pengelolaan Multikulturalisme dan Sosial: Wilayah ini dihuni oleh berbagai suku dan kelompok adat yang unik. Harmonisasi dan penguatan nilai toleransi menjadi kunci stabilitas sosial.

Kategori :