Kue Akar Kelapa, Camilan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu

Jumat 18-04-2025,10:28 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

Adonan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan khusus berbentuk bintang atau segi banyak dan langsung digoreng dalam minyak panas hingga kering dan berwarna cokelat keemasan.

BACA JUGA:Lapis Legit Gula Merah, Primadona Baru di Dunia Kuliner Tradisional

BACA JUGA:Kue Putu Ayu : Warisan Kuliner Tradisional yang Masih Digemari di Tengah Gempuran Makanan Modern

Menurut para pembuatnya, tantangan utama ada pada teknik menggoreng. Minyak harus dalam suhu yang tepat agar kue matang merata dan renyah tanpa gosong.

Selain itu, adonan harus memiliki konsistensi yang pas agar bisa keluar dari cetakan tanpa pecah.

"Kalau adonannya terlalu keras, susah dicetak. Tapi kalau terlalu lembek, hasilnya nggak akan renyah.

Jadi harus pas," jelas Dewi Marlina (42), pemilik UMKM "Akar Kelapa Mak Dewi" di Bekasi yang sudah memproduksi kue ini sejak 2012.

Di balik kelezatan kue akar kelapa, tersembunyi pula peluang ekonomi yang menjanjikan.

Banyak pelaku UMKM, terutama ibu rumah tangga, yang menjadikan produksi kue ini sebagai mata pencaharian tambahan.

Permintaannya cenderung stabil, terutama menjelang hari besar seperti Lebaran.

Dewi mengaku bisa memproduksi hingga 50 kilogram kue akar kelapa per minggu saat musim ramai.

Dengan harga jual sekitar Rp80.000 per kilogram, ia bisa meraup omzet jutaan rupiah per bulan.

"Sekarang banyak juga yang pesan untuk oleh-oleh ke luar kota. Bahkan saya pernah kirim ke Singapura lewat jasa ekspedisi khusus makanan," tambahnya.

Meski tetap mempertahankan resep tradisional, sebagian pelaku usaha mulai melakukan inovasi untuk menyesuaikan dengan selera pasar.

Beberapa varian baru muncul, seperti akar kelapa rasa keju, cokelat, hingga pandan.

"Kami mencoba menyesuaikan dengan generasi muda yang suka eksplorasi rasa.

Kategori :