Mie Aceh : Kuliner Khas Serambi Mekkah yang Menyapa Dunia

Jumat 25-04-2025,09:50 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

PALPOS.ID – Di balik aroma rempah yang menggoda dan kepulan uap dari wajan panas, tersimpan sebuah cerita kuliner yang telah melintasi batas daerah, bahkan negara.

Mie Aceh, hidangan khas dari ujung barat Indonesia, semakin digemari dan mulai menembus pasar global sebagai salah satu ikon kuliner nusantara.

Mie Aceh bukan sekadar mie berkuah atau goreng biasa. Ia merupakan perpaduan kaya antara budaya, sejarah, dan selera lokal yang khas.

Dibuat dari mie kuning tebal, makanan ini dimasak dengan bumbu rempah seperti jintan, kapulaga, cengkeh, kayu manis, dan pala—bumbu-bumbu yang mencerminkan pengaruh kuliner Timur Tengah dan India yang kuat di tanah Aceh sejak zaman perdagangan rempah dahulu kala.

BACA JUGA:Es Campur : Kelegaan Manis di Tengah Terik Panas

BACA JUGA:Bakpao Isi Ayam : Jajanan Tradisional yang Tetap Digemari di Tengah Gempuran Makanan Modern

Sejarawan kuliner Aceh, Dr. Fauzan Hasan, menjelaskan bahwa Mie Aceh merupakan hasil dari akulturasi budaya yang panjang.

Dulu, pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia membawa rempah dan budaya memasak mereka. Masyarakat Aceh kemudian mengolahnya dengan bahan-bahan lokal, seperti mie kuning dan seafood," ujarnya.

Dalam perkembangannya, Mie Aceh memiliki tiga varian utama: mie kuah, mie goreng basah, dan mie goreng kering.

Ketiganya disajikan dengan berbagai isian, mulai dari daging sapi, kambing, ayam, hingga seafood seperti udang dan cumi.

BACA JUGA:Bakpao Isi Coklat, Jajanan Tradisional yang Kian Diminati di Era Modern

BACA JUGA:Wedang Ronde : Kehangatan Tradisi dalam Semangkuk Manis

Masing-masing varian memiliki cita rasa yang kuat dan pedas menggigit, khas masakan Aceh.

Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas Mie Aceh tidak hanya berkembang di nusantara.

Beberapa diaspora Indonesia bahkan mulai membuka gerai Mie Aceh di kota-kota besar dunia seperti Kuala Lumpur, Amsterdam, hingga Melbourne.

Kategori :