Tidak hanya enak, Banana Roll juga dinilai sehat karena tidak melalui proses penggorengan dan tidak menggunakan bahan pengawet.
BACA JUGA:Otak-Otak : Kuliner Legendaris yang Selalu Menggugah Selera
BACA JUGA:Serabi : Kekayaan Kuliner Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu
Kandungan serat dari pisang, dipadukan dengan bahan-bahan premium, menjadikan produk ini cocok dikonsumsi sebagai camilan harian hingga sajian dalam berbagai acara seperti arisan, ulang tahun, atau bingkisan lebaran.
Sejak diluncurkan pada awal tahun 2024, popularitas Banana Roll terus meroket, terutama di kalangan anak muda dan komunitas pecinta dessert.
Strategi pemasaran digital melalui media sosial seperti Instagram dan TikTok menjadi kunci sukses penyebaran produk ini.
Video-video pendek yang menampilkan proses pembuatan dan reaksi pelanggan saat mencicipi Banana Roll viral di berbagai platform, dengan jutaan tayangan hanya dalam beberapa minggu.
“Waktu pertama kali coba, aku langsung suka banget.
Teksturnya lembut, manisnya pas, dan yang rasa cokelat itu bikin nagih,” ujar Dinda, seorang pelanggan yang mengunggah ulasan positif di TikTok.
Komentarnya disambut ribuan likes dan memicu tren ‘Banana Roll Challenge’ di kalangan pengguna media sosial.
Tak hanya booming secara online, Banana Roll juga mulai merambah pasar offline.
Beberapa gerai oleh-oleh khas daerah di Yogyakarta, Bandung, hingga Bali mulai menyediakan produk ini sebagai salah satu pilihan camilan modern.
Bahkan, beberapa hotel berbintang kini menyajikan Banana Roll dalam menu dessert table mereka, menandakan bahwa produk ini mulai diakui secara luas di dunia kuliner profesional.
Pemerintah daerah dan kementerian terkait pun mulai melirik potensi Banana Roll sebagai bagian dari pengembangan UMKM dan promosi pariwisata.
“Kami melihat ini sebagai contoh bagus bagaimana produk lokal bisa dikemas dan dipasarkan secara kreatif.
Jika terus dikembangkan, bukan tidak mungkin Banana Roll bisa menjadi ikon kuliner nasional berikutnya,” ujar Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, dalam sebuah seminar di Surabaya.