Cenil, Jajanan Tradisional Warisan Leluhur yang Kembali Diminati Generasi Muda

Selasa 29-04-2025,09:35 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

Salah satunya adalah Rini Wulandari (42), pemilik usaha "Cenil Mbok Rini" di Pasar Beringharjo, Yogyakarta.

BACA JUGA:Rujak Cingur, Kuliner Khas Surabaya yang Tak Lekang oleh Waktu

BACA JUGA:Gudeg : Kuliner Khas Yogyakarta yang Menggugah Selera

a mengaku omzet penjualannya meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir.

"Dulu cenil hanya laku di pagi hari, kebanyakan dibeli ibu-ibu untuk sarapan atau hajatan.

Sekarang anak-anak muda juga beli, bahkan ada yang datang khusus untuk mencicipi cenil kami," ujar Rini.

Ia menambahkan, keunikan cenil tidak hanya dari rasanya, tapi juga dari tampilannya yang estetik dan cocok untuk diunggah ke media sosial.

Hal ini membuka peluang baru untuk mengenalkan makanan tradisional kepada generasi digital.

Seiring berkembangnya zaman, cenil juga mengalami inovasi.

Jika dulu hanya disajikan dengan parutan kelapa dan gula merah, kini muncul varian cenil dengan topping modern seperti keju, cokelat, hingga susu kental manis.

Salah satu inovator muda adalah Andika Prasetya (27), pemilik gerai “Cenilku” di Jakarta Selatan. Ia menggabungkan konsep jajanan tradisional dengan gaya penyajian kekinian.

Cenil buatannya disajikan dalam cup transparan dengan topping kekinian, menjadikannya populer di kalangan remaja.

“Kami ingin menunjukkan bahwa makanan tradisional bisa tampil modern tanpa kehilangan jati dirinya,” kata Andika. Ia juga aktif mempromosikan cenil lewat media sosial dan kolaborasi dengan food influencer.

Meski tren cenil sedang naik, tak sedikit pelaku usaha mengkhawatirkan keberlangsungan bahan baku alami seperti kelapa parut segar dan gula merah murni yang kini mulai tergantikan oleh versi instan.

Selain itu, keterampilan membuat cenil yang kenyal dan tidak mudah hancur pun mulai jarang dimiliki generasi muda.

"Teknik membuat cenil itu butuh ketelatenan. Banyak anak muda yang tertarik menjualnya, tapi belum tentu bisa membuatnya dari nol," ujar Siti Aminah, pembuat cenil tradisional dari Solo yang sudah berjualan sejak 1990-an.

Kategori :