Novryandi juga mengungkapkan dua karakteristik unik yang muncul di kalangan pembeli emas saat ini.
Pertama, banyak nasabah yang mengalihkan tabungan bank mereka ke emas. Kedua, ada fenomena ‘takut ketinggalan harga’.
“Kami melihat banyak nasabah datang ke outlet dengan menarik dana dari rekening banknya, lalu langsung membeli emas. Mereka merasa lebih tenang menyimpan kekayaan dalam bentuk emas batangan,” ujarnya.
Sementara itu, kelompok kedua adalah mereka yang termotivasi oleh kenaikan harga emas yang terus terjadi.
“Setiap kali harga naik, justru mereka semakin ingin membeli. Mereka takut ketinggalan harga murah, jadi meskipun mahal tetap dibeli. Ini menciptakan efek psikologis yang menarik di pasar,” tambahnya.
Investasi Emas untuk Semua Kalangan
Pegadaian menekankan bahwa emas kini bukan hanya milik kalangan elite.
Dengan berbagai pilihan produk dan skema pembayaran, masyarakat dari berbagai latar belakang bisa mulai berinvestasi emas dengan nominal kecil sekalipun.
“Kami punya tabungan emas, mulai dari Rp10.000 sudah bisa menabung emas. Tidak perlu menunggu punya ratusan juta. Ini yang kami dorong agar investasi emas bisa dijangkau semua kalangan, termasuk anak muda dan ibu rumah tangga,” jelas Novryandi.
Ia juga mengatakan bahwa edukasi digital dan promosi melalui media serta media sosial sangat membantu dalam menarik minat generasi milenial dan Gen Z.
Pegadaian Siap Hadapi Lonjakan Permintaan
Dengan lonjakan permintaan yang tinggi, Pegadaian memastikan stok dan pelayanan tetap terjaga.
“Kami sudah antisipasi dengan menambah pasokan dan memperkuat distribusi. Kolaborasi dengan kantor pusat juga terus dilakukan agar tidak terjadi kekosongan stok di daerah,” kata Novryandi.
Ia juga memastikan bahwa Pegadaian siap melayani transaksi besar maupun kecil.
“Mau beli 0,1 gram atau 1 kilogram, semua kami layani dengan kualitas dan keamanan terbaik. Kami juga memberikan sertifikat resmi untuk menjamin keaslian emas,” tegasnya.
Kapan Waktu Terbaik Beli Emas?