Selain itu, nilai iuran per peserta juga masih tergolong rendah, sehingga manfaat yang akan diterima di masa pensiun tidak mencukupi untuk menopang kebutuhan hidup.
Ini menjadi perhatian khusus bagi regulator dan pelaku industri untuk mencari inovasi dan terobosan baru.
Harapan ke Depan: Dana Pensiun sebagai Pilar Ketahanan Sosial
Dengan tren populasi yang semakin menua, dana pensiun menjadi pilar penting dalam menjaga ketahanan sosial dan ekonomi nasional.
Indonesia diproyeksikan akan masuk ke dalam fase "aging population" dalam dua dekade ke depan, di mana proporsi penduduk usia tua akan semakin besar.
Jika tidak diimbangi dengan sistem dana pensiun yang kuat dan inklusif, beban sosial dan fiskal negara akan semakin berat.
Oleh karena itu, peran OJK, BPJS Ketenagakerjaan, lembaga pensiun, serta perusahaan pemberi kerja menjadi sangat vital dalam membangun ekosistem pensiun yang berkelanjutan.
“Kami mendorong peningkatan jumlah peserta, perluasan kepesertaan sektor informal, serta penguatan tata kelola dan investasi dana pensiun agar bisa memberikan manfaat optimal bagi masyarakat,” kata Ogi Prastomiyono.
Capaian dana pensiun Indonesia yang telah menembus Rp1.524,92 triliun di awal tahun 2025 adalah tonggak penting dalam perjalanan sistem jaminan sosial nasional.
Namun, di balik angka-angka menggembirakan tersebut, masih ada pekerjaan rumah besar untuk memastikan sistem ini benar-benar inklusif dan berkelanjutan.
Pemerintah dan OJK diharapkan terus memperkuat regulasi dan pengawasan, sementara masyarakat juga perlu semakin sadar dan aktif dalam merencanakan masa tua secara mandiri.
Hanya dengan kolaborasi semua pihak, dana pensiun benar-benar bisa menjadi instrumen perlindungan sosial yang kokoh dan mampu menopang generasi lanjut usia dengan layak.