PRABUMULIH, PALPOS.ID - Persoalan sampah hingga kini masih menjadi tantangan besar yang dihadapi hampir seluruh daerah di Indonesia, tak terkecuali di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Sampah rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik kerap menimbulkan persoalan lingkungan mulai dari bau tak sedap, pemandangan yang kumuh, hingga potensi banjir akibat tersumbatnya saluran drainase.
Sebagai bentuk komitmen nyata untuk peduli terhadap lingkungan bersih, aman, dan nyaman, Pertamina EP Prabumulih Field kembali hadir dengan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) melalui Program Pengelolaan Sampah Mandiri dan Berkelanjutan (PADU PADAN).
Kali ini, Pertamina EP Prabumulih mendukung pembentukan Kelompok Peduli Sampah di Kelurahan Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih.
BACA JUGA:Kepala SMPN 2 Prabumulih Wakili Indonesia di Seminar Guru se-Asia Tenggara di Filipina
Langkah ini bukan hanya sekadar pembentukan kelompok, tetapi juga menghadirkan sinergi bersama masyarakat, pemerintah kelurahan, karang taruna, serta mitra binaan Pertamina dalam memberikan pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah.
Harapannya, Sungai Medang dapat menjadi contoh keberhasilan pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang tidak hanya menciptakan lingkungan bersih, tetapi juga mampu memberikan nilai tambah ekonomi.
Dalam kegiatan pembentukan Kelompok Peduli Sampah di Sungai Medang, Pertamina EP Prabumulih menghadirkan mitra binaan dari kelompok Pusat Daur Ulang (PDU).
Kehadiran PDU ini ditujukan untuk memberikan pelatihan praktis kepada warga, khususnya karang taruna, RT, dan RW agar mampu mengelola sampah rumah tangga secara mandiri dan berkelanjutan.
BACA JUGA:Mobil Operasional Desa Pangkul Prabumulih Bantu Warga, Dari Antar Pasien Hingga Keperluan Sosial
BACA JUGA:Meteran Air Hilang Dicuri, Pelanggan Perumda Tirta Prabujaya Dikenakan Biaya Pasang Baru
Menurut Senior Manager Pertamina EP Prabumulih Field, Muhammad Luthfi Ferdiansyah, Sungai Medang memiliki potensi besar untuk menjadi model replikasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Dengan adanya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan perusahaan, ia optimistis program ini akan memberikan dampak positif berkelanjutan.
“Sungai Medang memiliki potensi besar untuk menjadi replikasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Dengan kolaborasi yang baik, kita berharap kegiatan ini dapat menjadi nilai ekonomi bagi masyarakat serta terciptanya lingkungan yang bersih, aman, nyaman, dan produktif,” kata Luthfi.
BACA JUGA:Dua Pekerja Pemasangan Kabel Wi-Fi Tewas Kesetrum Listrik di Prabumulih, Ini Kronologisnya
Lebih jauh, ia menekankan bahwa persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan harus menjadi kesadaran bersama.
Melalui kelompok peduli sampah, diharapkan masyarakat semakin sadar untuk memilah dan mengelola sampah sejak dari rumah tangga.
Masih kata Luthfi, sebagai perusahaan energi nasional yang beroperasi di Kota Prabumulih, Pertamina EP tidak hanya berfokus pada eksplorasi dan produksi migas, tetapi juga memiliki komitmen kuat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Program pengelolaan sampah ini menjadi bagian dari komitmen keberlanjutan (sustainability commitment) perusahaan.
“Kami ingin kehadiran Pertamina EP memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, bukan hanya dari sisi energi, tetapi juga dalam mendukung terwujudnya lingkungan yang sehat dan berdaya guna,” tegas Senior Manager Pertamina EP Prabumulih, Muhammad Luthfi Ferdiansyah.
Dukungan Pertamina EP Prabumulih terhadap pembentukan Kelompok Peduli Sampah di Sungai Medang mendapatkan apresiasi dari pemerintah setempat.
Camat Cambai, Hendri, menilai inisiatif ini merupakan langkah nyata dalam membantu pemerintah daerah mengatasi persoalan sampah.
“Kehadiran Kelompok Peduli Sampah di Sungai Medang perlu kita dukung agar mampu membawa perubahan nyata.
Dengan adanya pemilahan dan pengolahan ini, kita harapkan persoalan sampah dapat ditanggulangi demi terciptanya lingkungan aman, nyaman, dan bersih,” ujar Hendri.
Menurutnya, kelompok peduli sampah yang baru dibentuk ini nantinya bisa menjadi penggerak utama pengendalian sampah di tengah masyarakat.
Peran aktif mereka diharapkan dapat membangkitkan kesadaran kolektif warga untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan. (abu)