“Kombinasi cabai, tomat, dan daun kemangi menambah antioksidan, sementara tempe memberi asupan protein yang lengkap. Cocok untuk pola makan sehat ala Indonesia.”
BACA JUGA:Bubur Kampiun : Warisan Kuliner Minangkabau yang Kaya Rasa dan Sejarah
BACA JUGA:Kolak Pisang : Sajian Tradisional yang Tetap Hangat di Hati Masyarakat Indonesia
Aroma daun kemangi menjadi elemen kunci yang membedakan sambal ini dari sambal lain.
Daun kecil ini memberikan sentuhan segar dan aroma khas yang membangkitkan selera.
Kemangi (Ocimum sanctum), selain digunakan dalam masakan, juga dipercaya memiliki manfaat kesehatan, seperti meredakan stres, melancarkan pencernaan, dan sebagai antibakteri alami.
Tak heran jika sambal tempe kemangi kerap dianggap bukan hanya lezat, tapi juga menyehatkan.
“Kadang saya makan sambal tempe kemangi tanpa lauk lain, karena sudah cukup bikin kenyang dan puas,” kata Dedeh Marlina, ibu rumah tangga asal Garut.
“Kalau ada kemangi, pasti langsung segar baunya, dan bikin makan nambah.”
Popularitas sambal tempe kemangi terus meningkat, bahkan hingga ke kota-kota besar. Banyak rumah makan tradisional hingga kafe kekinian kini menyisipkan menu ini dalam daftar sajian mereka.
Salah satunya adalah Warung Ndeso di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, yang menyajikan sambal tempe kemangi dengan nasi liwet dan ayam goreng. Menurut pemiliknya, Tono Wicaksono, menu ini menjadi favorit pelanggan.
“Awalnya kami hanya coba-coba, tapi ternyata banyak yang suka. Sekarang, sambal tempe kemangi kami malah jadi menu best-seller,” ujarnya.
Tak hanya itu, muncul pula inovasi sambal tempe kemangi dalam bentuk sambal botolan siap santap. Dengan kemasan yang praktis, sambal ini bisa dinikmati kapan saja dan di mana saja, bahkan oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri.
Di tengah gempuran makanan instan dan makanan cepat saji, sambal tempe kemangi adalah pengingat akan keindahan kuliner tradisional. Sederhana, jujur, dan penuh rasa.
Menurut Dosen Antropologi Kuliner Universitas Udayana, Dr. Wayan Suardana, sambal tempe kemangi mencerminkan budaya makan masyarakat Indonesia yang memadukan rasa, kehangatan keluarga, dan kedekatan dengan alam.
“Masakan seperti ini perlu dilestarikan, bukan hanya sebagai makanan, tapi sebagai identitas budaya. Ia berbicara tentang siapa kita sebagai bangsa yang menghargai hasil bumi sendiri,” ujarnya.