Laksa Ayam Jadi Primadona Kuliner Nusantara, Penjualan Melonjak di Sejumlah Daerah
Laksa ayam-Fhoto: Istimewa-
Data internal yang disebutkan sejumlah pelaku usaha menunjukkan bahwa pesanan laksa ayam melalui aplikasi tersebut meningkat pesat, terutama pada jam makan siang.
“Dulu laksa ayam tidak terlalu banyak dicari. Tapi sekarang, tiap jam makan siang kami kebanjiran order karena banyak pelanggan mencari makanan hangat dan berkuah,” kata Bima, pemilik kedai laksa rumahan di Depok.
Para pelaku usaha kecil juga terbantu dengan fitur promosi yang tersedia di aplikasi pesan-antar. Diskon dan paket bundling berbasis algoritma rekomendasi membuat laksa ayam lebih mudah ditemukan oleh konsumen baru.
Lonjakan minat terhadap laksa ayam juga memicu persaingan antarpelaku usaha. Banyak pedagang baru yang membuka kedai khusus laksa ayam dengan konsep minimalis dan harga bersaing.
Beberapa bahkan menawarkan konsep specialty, hanya menyajikan satu menu utama dengan fokus pada kualitas rasa.
Persaingan ini membuat inovasi semakin berkembang. “Kalau tidak kreatif, susah bertahan. Konsumen sekarang banyak pilihan dan sangat kritis,” kata Yuni, pengusaha kuliner di Kota Medan.
Melihat antusiasme yang terus meningkat, sejumlah pengamat memprediksi bahwa laksa ayam dapat menjadi salah satu ikon kuliner nasional berikutnya. Banyak pelaku usaha yang mulai mempertimbangkan ekspansi ke kota lain atau membuka cabang baru.
“Laksa ayam punya potensi besar menjadi menu favorit jangka panjang. Rasa yang cocok untuk berbagai kalangan dan fleksibilitas kreasi membuatnya mudah diterima,” tutur Dr. Ratna.
Sejak dulu, laksa memang memiliki pesona tersendiri dalam dunia kuliner Indonesia. Dengan popularitas yang kembali meningkat, laksa ayam kini bukan sekadar hidangan tradisional, tetapi juga simbol dinamika kuliner modern yang terus berkembang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


