Profesor Tan Malaka dan Dedikasi Tanpa Batas Untuk Kemajuan K3 di Indonesia

Profesor Tan Malaka dan Dedikasi Tanpa Batas Untuk Kemajuan K3 di Indonesia

Prof. dr. Tan Malaka, MOH., DrPH., SpOK., HIU Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.---ist

PALEMBANG, PALPOS.ID - Nama Prof. dr. Tan Malaka, MOH., DrPH., SpOK., HIU sudah tidak asing lagi di telinga insan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya dan Indonesia pada umumnya, bahkan di Asia Tenggara. 

Sudah lebih dari puluhan tahun Dewan Penasehat INOSPHRO (Indonesian Network of Occupational Health and Safety Professionals) ini mendedikasikan dirinya demi kemajuan K3 di Indonesia.

Kendati di tanah kelahirannya sempat tidak mendapat tempat, Profesor Tan Malaka tidak kehilangan semangat. Justru hal itu menjadi pelecut dalam dirinya untuk semakin mengembangkan diri dan mengepakkan sayapnya dibidang K3.

Atas dedikasinya World Safety Organization (WSO) Indonesia mendapuk Profesor Tan menjadi 1 dari 100 tokoh K3 di Indonesia, yang didokumentasikan dalam sebuah buku. Buku berjudul 100 Tokoh K3 Indonesia ini resmi diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, Rabu (17/8/2022).


Cover buku 100 Tokoh K3 Indonesia.---ist

Bagaimana lika liku dan kiprah putra asli Sumsel ini dalam dunia K3? Jurnalis palpos.id Mesi Parlinda mencoba menuliskannya untuk Anda, dengan menukil dari buku terbitan PT Allsys Media Solusi dimana Prof Tan juga menjadi salah satu penulisnya.

 

Kenal K3 di Filipina, Mendalaminya di Hawaii

Kala itu di awal tahun 1970-an, Tan Malaka muda sudah lalu lalang melintasi Jembatan Ampera, untuk menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri). Usai menyelesaikan kuliah pada 1974 dan menyandang gelar dokter, Prof Tan yang saat SMA menjadi aktivis Pemuda Islam Indonesia, memulai karier sebagai medicus prakticus serta mengajar Biomedik di almamaternya.

Pada suatu hari dirinya mendapat kesempatan mengikuti pelatihan tentang Environmental Toxicology atas kerjasama Unpad dan Wageningen University Netherland. Sejak saat itu Ketua Laskar Ampera Julius Usman KAMI Konsulat Palembang dengan massa puluhan ribu mahasiswa di tahun 1966 -1968 ini mulai akrab dengan berbagai isu lingkungan hidup atau Ekologi, terutama pada dimensi yang menyangkut Toksikologi dan Toxic Substances

Perkenalan Prof Tan dengan dunia K3 diawali saat dirinya mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan S2 Occupational Health (OH) di School of Public Health University of The Philippines pada 1978. Dua staf pengajar di sekolah ini memberinya inspirasi tentang Occupational Health and Safety (OHS). Keduanya adalah Prof Dr F Jose (Harvard Graduate) dan Prof Lina C Somera (graduate of Cincinnati University). 

“Dua topik yang amat saya minati dari kedua guru besar ini adalah Occupational Medicine (Prof Jose) dan Industrial Hygiene and Toxicology (Prof Somera). Inilah asal muasal saya berkenalan dengan bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja,” kata profesor kelahiran Palembang, 31 Maret 1946 ini.

Proses Magister Kesehatan Kerja (MOH) di universitas terbaik di Filipina ini terdiri dari kuliah dan diskusi kelas, laboratorium dan kunjungan lapangan ke industri antara lain ke pabrik bir San Miguel dan pabrik kulkas Westinghouse. Pada lab session dengan Prof Somera, Ayah 4 anak ini juga belajar menentukan particle size dangan alat hitung Porton Reticle. 

Pulang ke Indonesia akhir 1979 Profesor Tan harus kembali mengurus praktik dokter yang terbengkalai dan kembali mengajar Biomedik di FK Unsri. Lantas bagaimana dengan ilmu tentang OH dan K3? 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: