Profesor Tan Malaka dan Dedikasi Tanpa Batas Untuk Kemajuan K3 di Indonesia

Profesor Tan Malaka dan Dedikasi Tanpa Batas Untuk Kemajuan K3 di Indonesia

Prof. dr. Tan Malaka, MOH., DrPH., SpOK., HIU Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.---ist

Dibawah Corporate Shell, ada perusahaan tambang Biliton Companies yang harus ia supervise. Dengan demikian ia pun berkenalan dengan berbagai isu Kesehatan dan Keselamatan kerja di tambang emas dengan health hazard terpenting berupa exposure to mercury (Hg) vapor

“Dari kedua kegiatan ini Oil and Gas dan Mining, saya mendapat infus pengetahuan dan keterampilan serta best practices di bidang K3 yang luar biasa dan relevan untuk melakukan bench marking kegiatan K3 di Indonesia,” katanya. 

HRA, MERPEnvironmental Monitoring, Biological Monitoring, Health Exams, Fitness determination adalah masalah sehari-hari yang harus digeluti seorang OH-Physician di manapun. Selain gold mining yang ada dibawah Shell, ia juga ikut mempelajari kegiatan mining domestic yang ada di PT Bukit Asam (BA), Adaro, dan Antam (Gold dan Alumina). 

Tahun 2000 awal, setelah usai bertugas di SCI ia pun mulai berkenalan dengan sektor manufaktur, waktu menjadi OH physician di perusahaan Consumer Products P & G, dan menjadi OH adviser untuk Nike Group yang memiliki kontrak pembuatan sepatu dan apparel dengan sekitar 10 perusahaan dan memiliki pekerja lebih dari 100.000 orang. 

 

Selain itu ia juga berkesempatan menjadi OH adviser untuk PT Citra Husada Indonesia yang merupakan Health Provider untuk Panasonic Group of Companies yang banyak memroduksi peralatan elektronik. 


Prof Tan Malaka (tengah) bersama petugas lapangan PT Freeport Indonesia saat meninjau Fasilitas Sanitary Landfill dan Workshop di PT Freeport Indonesia pada 2009.---ist

 

Kiprah di Bidang K3

Setelah puluhan tahun berkecimpung dalam bidang K3 di Indonesia, Prof Tan yang menjadi Guru Besar bidang Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Unsri pada 2008 ini banyak terlibat pada berbagai topik tentang Kesehatan Kerja.

Pertama, memperkenalkan program Biological (Bio) Monitoring di Indonesia. Tigapuluh tahun lalu Bio Monitoring tidak terdengar di Indonesia padahal telah lama dimulai di US dan Eropa. Hampir setiap agenda nasional atau training events, kakek 7 cucu ini membawakan update tentang topik ini untuk para praktisi terutama Oil & Gas dan big mining corporations. Ada satu buku yang diterbitkan EGC yang ia tulis tentang Bio-monitoring

Kedua, Program Konservasi Pendengaran (PKP). PKP adalah salah satu subyek favorit yang sering ia perkenalkan sejak awal tahun 1990, setiapkali IDKI membuat acara training atau workshops. Hal ini karena noise seringkali merupakan health hazards yang ditemui pada banyak perusahaan industri dan tambang. 

Beberapa perusahaan dimana Prof Tan ikut mengembangkan PKP secara berhasil adalah PT Total Indonesia dan Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI). 

Ketiga, Industrial Hygiene (US) atau Occupational Hygiene (EU) yang telah lama berkembang di negara maju dan merupakan disiplin penunjang OH yang amat penting. Namun sampai akhir tahun 1990 masih jarang terdengar di Indonesia. Minimnya support Industrial Hygiene ini membuat kemajuan K3 di Indonesia serasa pincang, karena displin ilmu ini berfokus pada penilaian exposure secara lebih kuantitatif. 

Pada 2003, Prof Tan mengajak beberapa teman untuk mengkaji secara serius cara memacu pertumbuhan IH di Indonesia. Mereka adalah pengurus AHKKI waktu itu dimana Prof Tan adalah ketua umumnya. Saat itu mereka berpikir rekan-rekan di lapangan harus dibantu untuk mengenal dan mengendalikan risiko kesehatan pada aspek Bio-Kimiawi-Fisik yang ada di tempat kerja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: