Kedelai Mahal dan BBM Mau Naik, Pembuat Tahu Akan Kecilkan Ukuran

Kedelai Mahal dan BBM Mau Naik, Pembuat Tahu Akan Kecilkan Ukuran

Hasan (58), pelaku UMKM Pembuat Tahu di Desa Buluh Cawang, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten OKI saat menunjukkan tahu yang sudah jadi dan siap dipasarkan, Rabu (24/08). -Palpos.id-

KAYUAGUNG, PALPOS.ID - Harga Kedelai yang tinggi dan mahal sudah membuat para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pembuat tahu menjadi kebingungan.

Apalagi sekarang, ada wacana pemerintah akan menaikkan harga BBM dalam waktu dekat ini.

Saat dibincangi Palpos.Id, Hasan (58), pembuat tahu yang berada di Desa Buluh Cawang, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengaku, saat ini harga kedelai yang dia beli di Pasar Kayuagung mencapai Rp12,4 ribu per kilogram (kg).

"Karena harga kedelai yang terus merangkak naik ini, makanya kita mengurangi jumlah pembelian, katanya.

BACA JUGA:Kopi Semendo dan Batik Khaman Potensial, Menkop UKM Ajak Pemkab Muara Enim Dorong UMKM

‘’Kalau di awal-awal tahun 2020 kemarin, masih harga sekitar Rp 7 ribuan per kg, sehingga bisa membeli sebanyak 70 Kg kedelai perhari. Tapi dengan harga sekarang, kami hanya beli 50 Kg per hari," ungkapnya, Rabu, 24 Agustus 2022.

Ketika disinggung soal rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM? pria tiga anak ini mengaku cukup memberatkan.

Karena menurutnya, saat ini saja harga bahan pokok sudah tinggi, apalagi kalau BBM sudah naik, semua kebutuhan pokok pastinya akan ikut naik.

"Oleh karena itu, kalau memang nanti harga BBM jadi naik, kemungkinan kita akan mengecilkan ukuran tahu, namun jumlah produksi tetap sama,” katanya.

BACA JUGA:Pemprov Sumsel Dorong Majunya Sektor UMKM Melalui Expo

‘’Saat ini ukuran tahu kita 7x7 yang dijual Rp 700 per biji, bisa jadi nanti ukuran 8x8," ujarnya.

Hasan menambahkan, dirinya berharap harga BBM jangan terus dinaikkan, kalau bisa justru diturunkan.

Dan juga menurutnya, di saat terkena imbas kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, alangkah baiknya ada bantuan untuk para UMKM.

"Paling tidak bantuan itu dapat membuat pelaku usaha seperti kita tetap bertahan. Tetapi, memang selama ini kita tidak pernah mendapatkan bantuan apapun terkait usaha dagang," jelasnya.

Dikatakannya lagi, dirinya memulai usaha pembuatan tahu baru sekitar tiga tahun yakni dari tahun 2020 hingga sekarang.

BACA JUGA:GoFood Sajikan Resep Jadi Andalan Pelanggan dan Mitra UMKM

Dimana yang membuatnya memulai usaha tersebut karena dorongan keluarganya yang rata-rata pernah bekerja di tempat pembuatan tahu.

"Dalam sehari, untuk 50 kg kedelai, kita bisa menghasilkan sekitar 1.500 biji tahu ukuran 7x7. Sedangkan kalau 70 kg kedelai dahulu bisa mencapai 2100 biji. Intinya, 10 kg kedelai bisa membuat tahu sekitar 300 biji," terangnya.

Lebih lanjut, tahu-tahu yang sudah jadi akan mereka jualkan di Pasar Pedamaran, Kecamatan Pedamaran.

BACA JUGA:Pemkot Palembang Bina 100 UMKM, Dorong Masuk Pasar Digital

Namun, berdasarkan Pantauan Palpos.Id, tidak sedikit juga masyarkat yang langsung datang ke rumahnya untuk membeli. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: