Mengenang Sejarah Tritura 10 Januari, Simak Penjelasannya

Mengenang Sejarah Tritura 10 Januari, Simak Penjelasannya

Peringatan Hari Tritura 10 Januari 2023.--Canva

PALEMBANG, PALPOS.ID- 10 Januari adalah peringatan Hari Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat, hari yang diperingati setiap tahunnya ini disebut juga tanggal sejarah lahirnya orde baru.

Tritura merupakan salah satu bentuk respon dari Gerakan Mahasiswa atas peristiwa berdarah Gerakan 30 September 1965 atau  G30S/ PKI.

Aksi tersebut dianggap sebagai pemberontakan terhadap pemerintah  orde lama karena dianggap lamban dan tidak tegas dalam menangani Partai Komunis Indonesia yang dianggap sebagai dalang G30S/PKI. 

1. Sejarah Tritura

BACA JUGA:Ini Julukan 6 Kota di Indonesia, Palembang ternyata Julukannya Bukan Kota Pempek

Mengutip dari Kemendikbud, aksi mahasiswa tersebut terjadi pada 10-13 Januari 1966. Kegaduhan konstelasi politik yang terjadi menimbulkan perbedaan di antara kalangan mahasiswa.

Sehingga memicu terbentuknya kelompok sayap kiri dan sayap kanan.

Kelompok sayap kiri terdiri dari Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI),  Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI), Perhimpunana Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yaang meragukan PKI sebagai dalang dari G30S/ PKI. 

Di sisi lain, sayap kanan yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKR), dan Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menghendaki pihak kidal diadili.  

BACA JUGA:Wow! Ada Tanah Bisa dimakan di Kabupaten Muba, Ceritanya Mirip Malin Kundang Lho!

Benturan tersebut melahirkan wadah baru PMII yakni KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang juga mengomandoi Aksi Tritura dalam menentang sisa pemerintahan Soekarno. Himpunan ini sangat meyakini bahwa PKI adalah biang di balik peristiwa di akhir tahun 1965.

Selain KAMI, aksi unjuk rasa juga diramaikan oleh KAPI ( Keaatuan Aksi Pelajar Indonesia), KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), KABI (Kesatuan Akai Buruh Indonesia, KASI (Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia), KAWI (Kesatuan Aksi Wanita Indonesia), KAGI (Kesatuan Aksi Guru Indonesia) dan sebagainya

Aksi tersebut dipenuhi drama semburan gas air mata saat menuju Chaerul Shaleh (Wakil Perdana Menteri). Namun, rintangan tersebut tidak menghentikan langkah mahasiswa  untuk melakukan long march yang diperpanjang hingga tanggal 13 Januari 1966. 

Pada akhirnya, kondisi genting tersebut mendorong Soekarno melakukan reshuffle kabinet. Di mana, pada 21 Januari 1966 Soekarno mengumumkan kabinet baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: