Benarkah Vape Lebih Aman? Jangan Terkecoh, Ini Bahayanya

Benarkah Vape Lebih Aman? Jangan Terkecoh, Ini Bahayanya

Ilustrasi--hallodoc.com

Bahan-bahan lainnya heavymetals bisa menginflamasi paru, jantung, merusak sel dan bersifat karsinogen, kemudian formaldehide, aldehyde, particulate matter (PM), nitrosamin, serta silikat dengan dampak serupa pada tubuh.

Dia menyebutkan, pada kejadian yang terjadi, ada risiko luka bakar pada pengguna vape akibat baterai litium pada produk itu.

BACA JUGA:Markisa Bisa Buat Wajah Glowing dan Mencegah Kanker, Begini Caranya

Erlina menegaskan, rokok elektrik mengandung bahan toksik seperti rokok konvensional. Produk ini terbukti toksik terhadap saluran napas dan paru sehingga tidak dapat dikatakan aman. 

Namun, karena kadarnya yang lebih rendah dari rokok konvensional, seringkali membuat orang-orang terperangkap dengan berasumsi produk ini memiliki tingkat toksisitas lebih rendah dan akhirnya sering menggunakannya.

BACA JUGA:6 Penyebab Pembuluh Darah Pecah, Salah Satunya Hipertensi

"Kalau sering dihisap, nanti kadarnya akan sama dengan satu batang rokok konvensional," tegas dia.

Dia menyarankan vape tidadigunakan sampai terbukti aman dan tak merekomendasikannya untuk modalitas berhenti rokok. 

Menurut dia, pengguna rokok elektrik juga berpotensi kecanduan, menjadi pengguna rokok konvensional dan pengguna bahan adiktif lainnya.

BACA JUGA:Benarkah Patah Hati Bisa Bikin Sakit Jantung? Berikut Faktanya

"Tidak bisa berhenti merokok itu sudah kecanduan. Berhenti itu untuk seterusnya tidak merokok. Rasa asam di mulut bukan satu-satunya tanda (kecanduan). Dia bisa menjadi gelisah karena tubuhnya merasa kurang nikotin," demikian kata Erlina.

Sebelumnya, pada November lalu, sebuah studi dalam Journal of American Dental Association seperti disiarkan Medical Daily beberapa waktu lalu, mek nemukan orang yang penggunaan produk vaporizer (vape) atau rokok elektronik berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan gigi dan penyakit periodontal.

BACA JUGA:Mengenal Tanaman Marasi yang Kaya Manfaat, Apa Saja?

Para peneliti melakukan studi silang menggunakan catatan pasien dari 13.098 orang yang datang ke klinik sekolah gigi pada 1 Januari 2019 hingga 1 Januari 2022. 

Kebanyakan dari pasien tidak menggunakan vape (99,3 persen), sementara hanya sedikit (0,69 persen) mengaku menggunakan rokok elektrik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: