Sholat Tahajud Efektif Menurunkan Stres, Ini Penjelasannya

Sholat Tahajud Efektif Menurunkan Stres, Ini Penjelasannya

Ilustrasi sholat.--Foto: mesi / palpos.id

PALEMBANG, PALPOS.ID – Mungkin masih ada yang belum tahu bahwa ternyata sholat Tahajud efektif dalam menurunkan stres. Nah, berikut ini adalah penjelasan lengkap dari sudut pandang psikologis mengapa sholat Tahajud dapat menurunkan stres.

Umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan Sholat Tahajud. Pasalnya, banyak keutamaan sholat Tahajud bagi kehidupan di dunia dan akhirat.

BACA JUGA:Tata Cara Sholat Tahajud yang Benar dan Mustajab, Lengkap dengan Niat dan Doa

Dengan tekun melaksanakan Sholat tahajud umat muslim tidak hanya mencapai kedudukan terpuji, tetapi juga memiliki banyak keutamaan dan manfaat lain.

Salah satu manfaat lain yaitu terkabulnya sholat dan terampuninya dosa, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang artinya:

"Tuhan kita Allah tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia setiap sepertiga malam akhir. Ia (Allah) lalu berkata: 'Barangsiapa yang berdoa, akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri, siapa yang memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni. Hingga terbit fajar'". (HR. Bukhari 1145, Muslim 758)

BACA JUGA:Waduh, Bansos PKH Tahap 1 2023 Belum Cair Juga, Kenapa Ya? Ini Penyebabnya!

Tidak hanya dalam bidang agama, sholat Tahajud juga memiliki keutamaan dalam bidang medis yaitu dapat menurunkan stres. Nur Sopia Martin dalam artikelnya yang berjudul Tahajjud Therapy for Stress Coping: Psychoneuroimmunological Perspective memberikan penjelasan lengkap terkait hal tersebut.

Dalam Proceedings of the 5th International Conference on Community Development (AMCA 2018), Advances in Social Science, Education and Humanities Research, yang diterbitkan oleh Atlantis Press pada 2018 ini, Nur Sopia Martin mengungkapkan, stres mengacu pada setiap situasi yang mengancam atau dianggap mengancam kesejahteraan individu, sehingga dia harus mengatasinya.

 

Tahajud yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, tepat, dan berkesinambungan dapat menumbuhkan persepsi dan motivasi positif serta mengefektifkan coping.

Strategi coping adalah strategi yang digunakan secara sadar dan langsung dalam mengatasi rasa sakit atau stres. Berdasarkan perspektif psikoneuroimunologis, tekanan psikologis, sosial, dan spiritual akan mempengaruhi hipotalamus.

Hipotalamus sendiri akan mempengaruhi hipofisis dan mengeluarkan ACTH (Adrenocorticotropic Hormone). Hormon mempengaruhi kelenjar adrenal di mana kortisol diproduksi. Respon emosional yang positif dari melaksanakan sholat Tahajud tersebut dapat menghindari reaksi stres.

BACA JUGA:Selamat, Menantu Walikota Palembang dan Anak Sekda Lulus Administrasi PPPK

Namun demikian perlu dicatat bahwa Tahajud juga dapat menimbulkan stres jika dilakukan tanpa keikhlasan. Hal ini ditunjukkan dengan kegagalan mempertahankan homeostasis tubuh atau kegagalan beradaptasi terhadap perubahan dari sirkadian diurnal menjadi sirkadian nokturnal.

Hal ini disebabkan sekresi kortisol yang seharusnya rendah pada malam hari, namun ternyata masih tinggi karena aktivitas Tahajud.

Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa Tahajud efektif dalam mengurangi sekresi hormon kortisol serta meningkatkan sistem respon imunologi.

Perubahan ritme sirkadian dan sekresi kortisol di malam hari justru meningkatkan keasyikan Tahajud bagi mereka yang berniat ikhlas. Secara endogen, aktivitas meningkatkan sekresi kortisol, sedangkan lingkungan yang tenang dan gelap menurunkan kortisol. Oleh karena itu, sekresi kortisol pelaku Tahajud yang ikhlas berada pada kadar normal (homeostatis).

Dalam artikel tersebut juga dikatakan, gerakan sholat seperti takbir, rukuk, salam memberi manfaat yang baik bagi sistem organ tubuh, jantung, tulang, otot, saraf dan kulit. Gerakan ini merupakan proses relaksasi tubuh setelah berjam-jam bekerja dalam posisi statis.

Orang yang mengamalkan sholat Tahajud juga mencapai kehidupan yang selalu optimis dan siap menghadapi berbagai masalah dalam hidup.

Dalam sikap optimis, manusia tetap terjaga dalam keadaan homeostatis. Kegagalan homeostatis sebagian besar disebabkan oleh kegagalan mekanisme umpan balik yang dapat menyebabkan stres berlebihan.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: