Banjir di Kota Prabumulih, PDAM Tirta Prabujaya Rugi Puluhan Juta, Ini Kata Ari Fajar...

Banjir di Kota Prabumulih, PDAM Tirta Prabujaya Rugi Puluhan Juta, Ini Kata Ari Fajar...

Direktur PDAM Tirta Prabujaya Ari Fajar C Ardhana (kiri) saat menjelaskan kondisi IPA payuputat kepada Sekretaris dan anggota Badan Pengawas PDAM Tirta Prabujaya, Rabu 15 Maret 2023.-Palpos.id-

PRABUMULIH, PALPOS.ID – Banjir di Kota Prabumulih, PDAM Tirta Prabujaya rugi puluhan juta.

Penyebab banjir di Prabumulih karena meluapnya air Sungai Lematang hingga ratusan rumah di Kelurahan Payuputat Kecamatan Prabumulih Barat terendam.

Karena dampak banjir itulah membuat PDAM Tirta Prabujaya menjadi merugi hingga puluhan juta rupiah. Pastinya kerugian mencapai Rp65 juta.

Demikian ditegaskan Direktur PDAM Tirta Prabujaya Ari Fajar C Ardhana ST MSi ketika diwawancarai disela-sela kegiatan memeriksa Instalasi Pengolahan Air (IPA) atau Water Intake Payuputat, Rabu 15 Maret 2023.

BACA JUGA:Penanganan Banjir, DPRD Musi Rawas Bakal Panggil Dinas Terkait, Ini Kata Alamsyah...

BACA JUGA:Video Viral! Pasangan Pengantin Pindah Lokasi Resepsi karena Banjir di Musi Rawas, Ini Tanggapan Kerabatnya...

Dijelaskan Ari Fajar, kerugian tersebut disebabkan tidak beroperasionalnya IPA Payuputat, IPA Cambai, IPA kantor dan juga IPA Lubuk Guo. 

Akibatnya, penyaluran air bersih ke rumah pelanggan juga disetop alias tidak terjual.

“Jadi pada saat terjadi banjir, kita menyetop operasional IPA Payuputat dan Lubuk Guo dan dua IPA lainnya yaitu Cambqi dan kqnyor,” ujarnya.

Penghentian pengoperasionalan IPA ini sambung pria penggemar tanaman bongsai dan burung bekicau ini, lantaran pihaknya tidak mampu mengelolah air baku yang berasal dari Sungai Lematang.

BACA JUGA:7 Jembatan Putus Akibat Banjir dan Sejumlah Desa Terisolir, Ini Kata Kadis PUBM Mura...

BACA JUGA:Dampak Banjir, PDAM Tirta Prabujaya Stop Produksi Air Bersih, Ini Penyebabnya..

“Jadi karena banjir, air baku yang kita ambil dari Sungai Lematang sangat keruh akibat bercampur lumpur dan pasir yang melebihi ambang batas kewajaran. Akibatnya, kami tak mampu mengelolah air baku tersebut,” tuturnya.

Selain air baku yang sangat keruh dan bercampur lumpur dan pasir, kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya sampah yang menumpuk pada pipa induk di IPA Payuputat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: