Seks Menyimpang di Dunia Barat Sebabkan Kanker Tenggorokan Meningkat, Ini Penjelasan Ilmuwan...

Seks Menyimpang di Dunia Barat Sebabkan Kanker Tenggorokan Meningkat, Ini Penjelasan Ilmuwan...

Daun Chaya Dapat Mencegah Sakit Kepala dan Mengatasi Infeksi Tenggorokan.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

JAKARTA, PALPOS.ID – Perilaku seks menyimpang atau lebih tepatnya seks oral menyebabkan kasus kanker tenggorokan meningkat.

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian seorang ilmuwan selama 20 tahun terakhir terkait kanker tenggorokan tersebut.

Dimana, ilmuwan itu menyebutkan selama penelitiannya, ada peningkatan tajam kanker tengorokan. Kasus itu banyak terjadi di dunia barat, hingga disebut sebagai ‘epidemi’.

Bahkan, kanker tenggorokan banyak ditemukan di daerah amandel bagian belakang tenggorokan manusia.

BACA JUGA:Kasus Persekusi Pemandu Lagu, Kementerian PPPA Sebut Pelecehan Seksual, Ini Ancaman Hukumannya...

BACA JUGA:Kadin DP2KBP3A Berharap Pelaku Kekerasan Seksual Anak Disanksi tegas

Kanker tenggorokan daerah amandel itu diidentifikasi sebagai kanker orofaringeal dan penyebab utamanya karena peningkatan kasus yang cepat disebabkan human papillomavirus atau HPV.

Bahkan, HPV yang ditularkan secara seksual, juga merupakan penyebab utama terjadi kanker serviks pada sebagai wanita.

Ilmuwan dari Institute of Cancer an Genomic Sciences yang merupakan Profesor di Universitas Birmingham Hisham Mehanna mengakui, kanker orofaring saat ini lebih umum daripada kanker serviks di Amerika Serikat dan Inggris.

Dalam penjelasannya, Mehanna mengatakan ‘Untuk kanker orofaring, faktor risiko utama adalah jumlah pasangan seksual seumur hidup, terutama yang melakukan seks oral’.

BACA JUGA:3 Artis Pria Tampan Ini Pernah Alami Pelecehan Seksual, No. 3 Kasihan Banget Sampai Kesakitan!

BACA JUGA:Bangsat! 1000 Polisi Lakukan Pelecehan Seksual Dan Pemerkosaan

"Dimana, mereka yang memiliki enam atau lebih pasangan seks oral seumur hidup 8,5 kali lebih mungkin mengembangkan kanker orofaring daripada mereka yang tidak melakukan seks oral,” ungkap Mehanna.

Dan dari penelitian baru telah mendorong banyak negara, termasuk Australia bersama dengan Inggris dan Amerika Serikat, untuk meluncurkan 'kebijakan vaksinasi netral gender'.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: