Iskandar Berpeluang Dapat Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya
Angka Stunting menurun signifikan, Bupati OKI berpeluang terima Tanda Kehormatan SWK.-Foto : Istimewa-
KAYUAGUNG, PALPOS.ID - Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H Iskandar SE berpeluang mendapatkan Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya (SWK) dari Presiden Joko Widodo.
Hal itu lantaran Prevelensi stunting di wilayah Bumi Bende Seguguk mengalami penurunan yang signifikan.
Di tahun 2021 persentase stunting di OKI yakni 32,2 persen. Lalu di tahun 2022 persentase ialah 151. Jumlah penurunan dari 2021 ke 2022 yakni 17,1 persen.
BACA JUGA:Majukan Pertanian, Bupati OKI Terima Penghargaan dari Kementan
Tanda Kehormatan SWK merupakan tanda jasa yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada para warga negara yang dinilai telah memberikan darma bakti besar kepada negara dan bangsa Indonesia.
Sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain, khususnya dalam meningkatkan pembangunan keluarga berencana serta inovasi-inovasi percepatan penurunan stunting.
Tim Verifikator Sekretariat Militer presiden, Gian Martika Kuswandi mengemukakan, mereka melakukan verifikasi dan validasi terhadap usulan pemberian Tanda Kehormatan SW bagi bupati OKI.
BACA JUGA:Semakin Dekat Pelaksanaan Pemilu dan Pilkada Serentak, Pemkab OKI Perkuat Sinergitas
"Setelah melalui berbagai tahapan panjang, mulai dari kelengkapan administratif bahkan melalui proses klarifikasi olen Badan Intelejen Negara (BIN), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Agung,” ujarnya di Kayuagung, Kamis, (15/6).
Dalam kesempatan yang sama, Iskandar, SE menerangkan, penurunan stunting signifikan di Ogan Komering Ilir berkat upaya konvergensi seluruh stake holder.
“Kita menggerakan seluruh stakeholder dari tingkat desa hingga Kabupaten karena perlu Kerja kolektif untuk mengintervensi angka stunting. Di awal kepemimpinan angka stunting di OKI merupakan tertinggi di Sumsel," tuturnya.
BACA JUGA:56 Desa di OKI akan Gelar Pilkades Serentak, Pemerintah Kabupaten Bersiap
Menurutnya, pernah di angka 36 Persen pada tahun 2016 artinya, dari 5 kelahiran anak 3 orangnya stunting. Beberapa penyebab tingginya angka stunting OKI kala itu karena adanya salah pola asuh.
"Lalu ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta masih adanya kepercayaan masyarakat kepada mitos. Kalau makan ikan nanti anak jadi amis atau cacingan,” imbuhnya.
Untuk itu jelas Iskadar, berbagai langkah dilakukan untuk mengintervensi tingginya kasus stunting di OKI. Mulai dari hulu melalui pendampingan kepada calon pengantin, remaja, dan pasangan usia subur untuk diperiksa kesehatan atau menunda kehamilan jika berisiko.
BACA JUGA:Satu Unit Rumah Panggung Milik Warga Celikah OKI Ludes Terbakar
"Upaya konkret lainnya melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK). Ada 1.806 personil Pendamping Keluarga yang mendampingi keluarga beresiko stunting terdiri dari Kader PKK, Bidan Desa, Kader KB,”tutupnya. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: