Tradisi Tabot di Bengkulu, Ternyata Ada Prosesi Religius Pemikat Hati

Tradisi Tabot di Bengkulu, Ternyata Ada Prosesi Religius Pemikat Hati

Tradisi Tabot di Bengkulu.--instagram

PALEMBANG, PALPOS.ID - Di Bengkulu perayaan Tabut pada mulanya dibawa dan dikembangkan oleh orang-orang India asal Siphoy yang datang bersama datangnya tentara Inggris ke Bengkulu tahun 1685.

Mereka datang ke Bumi Raflesia dari Madras-Benggali India bagian selatan, bersama-sama bangsa Inggris semasa pendudukannya di Bengkulu.

Salah satu para pendatang tersebut adalah Ulama Syiah bernama Syeh Burhanuddin yang kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Senggolo yang kemudian pertama kali memperkenalkan upacara Tabot kepada masyarakat Bengkulu yang berada di sekitaran Benteng Marlborough.

BACA JUGA:Terdakwa Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah yang Baru Meninggal Dunia Ternyata Kerap Izin Berobat Keluar

Upacara ini selanjutnya diwariskan kepada anak cucu keturunannya yang kemudian diantaranya ada yang berasimilasi dengan orang Bengkulu.

Tradisi Tabot merupakan salah satu tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Bengkulu dalam menyambut bulan Muharram. Acara ini biasanya dilaksanakan selama sepuluh hari dan diakhiri dengan perayaan besar pada malam ke-10 Muharram.

Tabot berasal dari kata Arab, Tabut yang artinya peti atau kotak kayu.

BACA JUGA:Dukungan Pembentukan Provinsi Sumatera Tenggara Pemekaran Provinsi Sumatera Utara Terus Mengalir

Tradisi ini terus dilaksanakan untuk mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali ketika ditawan oleh Yazid bin Muawiyah di Karbala, Irak.

Prosesi ini merupakan bentuk penghormatan kepada tragedi Karbala yang dialami oleh Imam Husain bin Ali dalam perjuangan melawan kezaliman pada masa lalu.

Selama prosesi berlangsung, masyarakat juga membaca doa-doa dan menyampaikan salawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

BACA JUGA:Tidak Banyak Yang Tahu, Ternyata Daun Buah Seri Juga Punya Manfaat Bagi Kesehatan Loh

Dalam perkembangannya, masyarakat Bengkulu membuat replika makam Imam Husain bin Ali yang disebut tabot.

Setiap tahun saat bulan Muharram tiba (bulan pertama dalam kalender Hijriyah), masyarakat melakukan prosesi pemindahan tabot dengan diiringi oleh musik rebana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: