Asal Usul dan Sejarah Padang Sidimpuan, Kota Salak Calon Ibukota Provinsi Sumatera Tenggara

Asal Usul dan Sejarah Padang Sidimpuan, Kota Salak Calon Ibukota Provinsi Sumatera Tenggara

Pemekaran Provinsi Sumatera Utara: Dukungan Tokoh Masyarakat Mendorong Pembentukan 5 Provinsi Baru.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

PADANGSIDIMPUAN, PALPOS.ID -  Padang Sidimpuan merupakan kota dengan sejarah panjang dan keunikan geografis yang menarik. 

Dikenal sebagai kota terbesar di wilayah Tapanuli, Padang Sidimpuan adalah calon ibukota Provinsi Sumatera Tenggara pemekaran Sumatera Utara.

Padang Sidimpuan memiliki julukan kota Salak karena dikelilingi oleh perbukitan dan gunung yang subur, menjadi tempat perkebunan buah salak yang melimpah.

BACA JUGA:Rencana Pembentukan Provinsi Sumatera Tenggara, 1 Kota dan 4 Kabupaten Bergabung, Berikut Potensinya

Nama "Padang Sidimpuan" berasal dari Bahasa Batak Angkola, dengan "padang" berarti hamparan atau kawasan luas, "na" berarti yang, dan "dimpu" bermakna tinggi. 

Oleh karena itu, secara harfiah dapat diartikan sebagai "hamparan yang luas yang berada di tempat yang tinggi.

Pada zaman dahulu, daerah ini menjadi tempat persinggahan pedagang dari berbagai daerah, termasuk pedagang ikan dan garam dari Sibolga–Padangsidimpuan–Panyabungan, serta Padang Bolak (Paluta)–Padangsidimpuan–Sibolga.

BACA JUGA:Fakta Unik Kota Padang Sidimpuan, Calon Ibukota Provinsi Sumatera Tenggara, Nomor 4 Cukup Terkenal

Seiring berjalannya waktu, tempat persinggahan ini semakin ramai dan akhirnya berkembang menjadi kota. 

Pada tahun 1821, pasukan Paderi di bawah pimpinan Tuanku Lelo membangun benteng pertama di wilayah ini. 

Benteng ini membentang dari Batang Ayumi hingga Aek Sibontar. 

Walaupun kondisinya sekarang tidak terawat dengan baik, sisa-sisa peninggalan Perang Paderi masih dapat ditemukan. 

Salah satu dampak signifikan dari kehadiran pasukan Paderi ini adalah agama Islam yang dianut oleh mayoritas penduduk kota.

Pada era penjajahan Belanda, Padang Sidimpuan dijadikan pusat pemerintahan untuk wilayah Tapanuli. Jejak bangunan Belanda masih terlihat dalam bentuk kantor pos polisi di pusat kota. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: