Jejak Portugis di Banjarmasin - Perdagangan Termasuk Intrik Politik dan Penyebaran Agama Katolik
Jejak Portugis di Banjarmasin - Perdagangan Termasuk Intrik Politik dan Penyebaran Agama Katolik.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
Kebijakan intervensi mereka dan dukungan terhadap pemberontakan membawa hasil, dengan Portugis memperoleh hak-hak komersial yang memuaskan ambisinya.
Meskipun tidak sepenuhnya monopoli, hak-hak ini cukup untuk mengecewakan VOC-Belanda, yang akhirnya berhenti berdagang di Banjarmasin pada tahun 1681.
Dampak Terhadap VOC-Belanda
Keputusan VOC-Belanda untuk berhenti berdagang di Banjarmasin pada tahun 1681 merupakan langkah drastis yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kerusuhan politik yang tak kunjung mereda.
VOC-Belanda percaya bahwa mereka dapat mengamankan pasokan lada tambahan dari peningkatan produksi di daerah lain seperti Palembang dan Banten.
BACA JUGA:Kabar Miliarder dari Desa-Desa Berdaya Tambang di Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah
Perkembangan Agama Katolik di Banjarmasin
Pada masa kekuasaan Sultan Saidillah sekitar tahun 1685, Portugis mengirim seorang pastor bernama Antonio Ventimiglia untuk mengembangkan agama Katolik di wilayah tersebut.
Jejak perjalanan pastor Ventimiglia dimulai dari Macau pada tanggal 16 Januari 1688, dan pada tanggal 2 Februari 1688, ia tiba di Banjarmasin.
Misi ini mencakup pengembangan agama Katolik di sepanjang sungai Barito, dengan dukungan dari Sultan Suria Angsa.
Jejak Portugis dan Tokoh Pemimpin
Jenderal Macau seperti Andrea Coelo Viera, Aloysius Francesco Cottigno, dan Kapten Kapal Emmanuelle Araugio Graces, memiliki peran kunci dalam mendukung perjalanan pastor Antonio Ventimiglia ke tanah Borneo.
BACA JUGA:Kotawaringin Timur di Provinsi Kalimantan Tengah: Keberagaman Agama dan Pesona Pariwisata
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: