Bisnis Media Jangan Hanya Modal Nekat, Buat Konten Berkualitas, Kreatif Bukan Hoaks

Bisnis Media Jangan Hanya Modal Nekat, Buat Konten Berkualitas, Kreatif Bukan Hoaks

Ketua SPS Sumsel, Nurseri Marwah bersama pemateri dan peserta workshop SPS-Dewan Pers #series 34 berfoto bersama.-erika/palpos.id-

Hal senada diungkapkan, CEO Solopos Media Grup, Arif Budi Susilo. Menurutnya, pengelola media saat ini harus mau mengembangkan bisnisnya di segala bidang.

"Seperti di Solopos, kita sekarang ada project manager. Mereka ini tugasnya membuat project-project seperti podcast dll.

BACA JUGA:Menemukan Keindahan Alam Palembang Melalui Camping, Ini Dia 5 Destinasi Seru yang Wajib Dicoba

Kita juga ada divisi food, kemudian kita juga punya brand pakaian sendiri dan sudah ikut pameran inacraft. Jadi, memang harus bergerak bisnisnya. 

Sementara News Vice Director Tribun Network Domu D Ambarita berbicara tentang pentingnya konten berkualitas dalam mendukung kelangsungan media massa. 

Domu menekankan bahwa untuk menjaga kelangsungan media massa, diperlukan konten-konten yang memiliki kualitas tinggi. 

Menurutnya, para pembuat konten harus mempertahankan kreativitas mereka, tetapi juga perlu memperhatikan kepatuhan terhadap aturan hukum pers yang berlaku.

BACA JUGA:Pramudya Resmi Gantung Raket, Begini Skenario Pasangan Baru Yeremia dan Nasibnya di Pelatnas PBSI

"Kreativitas dalam membuat konten harus sejalan dengan prinsip-prinsip hukum pers.

Konten yang dibuat harus mematuhi standar etika dan kode etik jurnalistik agar tidak mengancam integritas media serta tidak menimbulkan dampak negatif pada masyarakat," ungkap Domu.

Domu juga menyoroti maraknya pembuat konten yang menciptakan materi tanpa mempertimbangkan landasan hukum pers, yang dapat berpotensi menghasilkan konten hoaks.

Oleh karena itu, ia memberikan saran kepada para pembuat konten untuk mengikuti aturan pers yang berlaku dan mematuhi kode etik jurnalistik.

BACA JUGA:Kondisi Kulit Pengaruhi, Perubahan Penggunaan Skincare Berkualitas

"Dengan mematuhi aturan pers dan kode etik, konten-konten yang dihasilkan oleh para kreator dapat menjadi referensi yang dapat dipercaya oleh masyarakat.

Hal ini penting untuk mencegah penyebaran informasi yang tidak akurat atau merugikan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: