Di Balik Rencana Pemekaran Provinsi Cirebon Raya : Apa Makna Sebenarnya Semboyan Gemah Ripah Loh Jinawi ?

--
Dalam bahasa Sunda, ci atau cai berarti air, dan rebon merujuk pada udang.
Sebagian besar penduduk Cirebon adalah nelayan udang, memberikan dasar kuat untuk julukan kota udang.
Namun, ada versi lain yang menyebut bahwa Cirebon berasal dari kata 'Caruban,' yang berarti campuran atau bersatu padu.
BACA JUGA:10 Ritual Mistis Suku Cirebon yang Masih Dipertahankan, Nomor 7 Cocok untuk Jomblo
BACA JUGA:Pesona Spiritual Suku Pribumi Cirebon : Pusaka Bertuah, Ramuan Herbal, dan Energi Alam
Keberagaman masyarakat Cirebon, terdiri dari suku Jawa, Melayu, Sunda, China, dan Arab, mencerminkan harmoni dan persatuan.
Selain dikenal sebagai kota udang, Cirebon juga dikenal sebagai kota para wali karena menjadi tempat penyebaran Islam oleh salah satu Walisongo, Sunan Gunung Jati.
Selain aspek keagamaan yang bersifat rohaniah, penyebaran Islam ini juga terlihat dalam perkembangan bangunan fisik, seperti masjid dan keraton yang terletak di Kasepuhan.
Cirebon menjadi destinasi peziarah dengan adanya makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati.
Kompleks pemakaman ini memiliki sembilan pintu, masing-masing dengan makna dan keistimewaannya.
Selain itu, tiga Keraton terkenal, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan, menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin menjelajahi kekayaan sejarah Cirebon.
Semboyan Gemah Ripah Loh Jinawi merangkum cita-cita masyarakat Cirebon untuk menciptakan ketentraman, kesuburan, keadilan, kemakmuran, tata raharja, serta kemuliaan abad.
Sebuah perjuangan yang menggambarkan semangat dan tekad warga Cirebon untuk membawa negaranya menuju kejayaan.
Empal Gentong, kuliner khas Cirebon, menjadi primadona bagi para wisatawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: