Indonesia Pernah Alami Mimpi Buruk Akibat Embargo Senjata Oleh AS
--
BACA JUGA:Excalibur Army's AKM 556: Senjata Serbu Modern dengan Performa Optimal Andalan Korps Marinir TNI-AL
Untuk mengatasi ketergantungan pada impor, Indonesia telah mengadopsi persenjataan dari Rusia, termasuk jet tempur Sukhoi.
Meskipun embargo telah dicabut pada tahun 2005, Indonesia tetap mempertahankan dua sistem sebagai langkah pengaman.
Langkah selanjutnya bagi Indonesia adalah mencapai kemandirian dalam industri pertahanan, sehingga negara ini dapat mempertahankan diri tanpa tergantung pada impor.
BACA JUGA:Inovasi Terbaru Pindad dengan Cat Anti-Deteksi Radar
BACA JUGA:Korea Selatan Siap Terbang Tinggi: Produksi Jet Tempur KF-21 Dimulai Tahun Ini!
Hal ini merupakan tantangan besar, namun Indonesia telah menetapkan target untuk menjaga kesinambungan alat-alat tempur dalam menghadapi situasi krisis.
Kemandirian dalam industri pertahanan bukan hanya tentang memproduksi senjata sendiri, tetapi juga memastikan kesinambungan pasokan suku cadang dan kemampuan perawatan.
Dengan demikian, Indonesia dapat memastikan bahwa kekuatan pertahanannya tetap terjaga, bahkan dalam kondisi krisis yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Teknologi Canggih Kapal Perang Patkamla Jefman Milik TNI AL Lampaui KCR kelas Sampari
BACA JUGA:Inovasi Rudal Merapi: Karya Anak Bangsa yang Mepunyai Tingkat Akurasi Tinggi dan Mematikan
Penguatan industri pertahanan juga akan memberikan dampak positif ekonomi, dengan menciptakan lapangan kerja dan mendorong inovasi dalam bidang teknologi militer.
Dengan demikian, langkah Indonesia menuju kemandirian dalam alutsista tidak hanya penting untuk keamanan negara, tetapi juga untuk pembangunan ekonomi dan kemajuan teknologi dalam jangka panjang.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: