11 Kecamatan di OKU Rawan Banjir dan Tanah Longsor

11 Kecamatan di OKU Rawan Banjir dan Tanah Longsor

Pj Bupati OKU, Teddy Meilwansyah saat meninjau banjir di wilayahnya. Foto: Eko/Palpos.id--

BATURAJA, PALPOS.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) memetakan daerah rawan banjir dan tanah longsor sebagai upaya penanggulangan bencana alam sedini mungkin.

Kepala BPBD OKU Januar Efendi, Selasa 21 Mei 2024 mengatakan bahwa sejauh ini terdapat 11 kecamatan di wilayahnya yang dipetakan rawan banjir dan tanah longsor saat musim hujan.

"Sebenarnya 13 kecamatan di OKU ini semuanya rawan bencana alam, namun dari jumlah tersebut hanya 11 kecamatan yang paling sering dilanda banjir dan tanah longsor saat musim hujan," katanya.

Adapun 11 kecamatan yang dipetakan rawan bencana alam meliputi Muara Jaya, Pengandonan, Ulu Ogan, Lengkiti, Semidang Aji, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Peninjauan, Kedaton Peninjauan Raya, dan Lubuk Raja.

Dia menjelaskan, daerah-daerah ini dipetakan rawan banjir dan tanah longsor karena merupakan kawasan perbukitan dan dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan.

BACA JUGA:Bupati OKU Lepas Bantuan Untuk Korban Banjir

BACA JUGA:BPBD OKU Data 13.600 Rumah Warga Terendam Banjir

"Bencana banjir yang merendam belasan ribu rumah warga OKU pada Selasa (7/5) harus dijadikan pelajaran untuk diantisipasi sedini mungkin agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.

Sebagai upaya antisipasi, kata dia, saat ini pihaknya mulai mengambil langkah cepat dalam bentuk mitigasi bencana struktural untuk mengurangi risiko korban jiwa akibat bencana alam.

Pemkab OKU telah meningkatkan status siaga menjadi tanggap darurat bencana banjir sebagai upaya pencegahan sedini mungkin dari potensi bencana alam.

"Pascabanjir beberapa waktu lalu kami menetapkan status tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari ke depan," kata dia.

BPBD OKU pun mengaktifkan kembali posko-posko di seluruh kecamatan agar bencana banjir dan tanah longsor dapat ditanggulangi sedini mungkin.

"Masyarakat juga terutama yang bermukim di kawasan perbukitan dan dekat dengan DAS Ogan harus tetap meningkatkan kewaspadaan karena bencana alam dapat terjadi kapan saja," ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: