Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Spekulasi, Tekanan, dan Implikasi Politik
Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Benturan Kekuatan dan Tekanan Eksternal di Internal Partai Beringin.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
Palar Batubara menyatakan bahwa pengunduran diri Airlangga bukan hanya sekadar pergeseran kepemimpinan, tetapi merupakan sinyal adanya masalah yang lebih besar.
Dalam pandangannya, mundurnya Airlangga dapat memiliki dampak luas yang mempengaruhi kestabilan politik di Indonesia, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Palar memperingatkan bahwa situasi ini bisa menjalar ke partai-partai politik lain, menciptakan ketidakstabilan yang lebih luas.
Arief Poyuono: Isu Munaslub dan Konspirasi Politik
Komentar dari mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, menambahkan dimensi baru pada diskusi ini.
BACA JUGA:Pilkada Serentak 2024: Pasangan HAPAL Dapat Dukungan PKB dan MataHati Resmi Didukung Partai Golkar
Arief mencurigai bahwa pengunduran diri Airlangga mungkin merupakan bagian dari upaya untuk menjatuhkan Presiden Joko Widodo di akhir masa jabatannya dan membatalkan pelantikan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming pada Pilpres 2024.
Ia berpendapat bahwa beberapa elite Golkar mungkin lebih memilih Anies Baswedan sebagai calon presiden ketimbang Prabowo Subianto.
Menurut Arief, tekanan terhadap Airlangga mungkin terkait dengan upaya untuk mengatur ulang dukungan Golkar dalam pemilihan mendatang.
Ia juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa situasi ini bisa digunakan untuk memanipulasi pemerintahan yang akan datang, terutama jika krisis ekonomi melanda Indonesia.
BACA JUGA:Ardani Bersama Ketua Tim Pemenangan AW Noviadi Kembalikan Berkas Formulir Calon di Partai Golkar
Jusuf Hamka: Kabar Terbaru dan Spekulasi Internal
Sementara itu, mantan politisi Partai Golkar, Jusuf Hamka, yang akrab disapa Babah Alun, memberikan pandangannya tentang pengunduran diri Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: