Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Pengamat Politik Soroti Kontroversi Bahlil Lahadalia

Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Pengamat Politik Soroti Kontroversi Bahlil Lahadalia

Airlangga Mundur dari Ketua Umum Golkar: Tiga Alasan Bahlil Lahadalia Tepat Pimpin Partai Beringin.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

PALPOS.ID - Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Pengamat Politik Soroti Kontroversi Bahlil Lahadalia.Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar, memicu spekulasi dan berbagai opini di kalangan pengamat politik, kader, dan elite partai. 

Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, menyampaikan pandangannya terkait isu ini, dengan menyebut nama-nama yang muncul sebagai pengganti Airlangga. 

Efriza menilai bahwa munculnya Bahlil Lahadalia sebagai kandidat Ketua Umum Partai Golkar tidak mendapatkan dukungan penuh dari internal partai, terutama karena sejumlah kontroversi yang menyertai namanya.

Pengalaman Bahlil di Partai Golkar Dipertanyakan

Menurut Efriza, Bahlil Lahadalia, yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi, tidak memiliki rekam jejak yang kuat dalam struktur DPP Golkar. 

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Apakah Ini Momentum Jokowi Masuk ke Partai Beringin?

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Pro dan Kontra Wacana Bahlil Pimpin Partai Beringin

Hal ini menjadi kekhawatiran di kalangan kader partai bahwa Bahlil, yang dikenal dekat dengan Presiden Jokowi, bisa menjadi alat kendali eksternal yang mempengaruhi dinamika internal Golkar.

"Jika Bahlil memimpin Golkar, ada kekhawatiran bahwa partai ini akan lebih banyak berada di bawah pengaruh Presiden Jokowi. Ini tentu akan memicu penolakan dari faksi-faksi di dalam Golkar yang tidak ingin partai beringin ini dikendalikan oleh orang luar," jelas Efriza.

Ia menambahkan, situasi ini dapat menyebabkan faksi-faksi di dalam Golkar semakin menguat dan bersatu dalam menolak kehadiran Bahlil sebagai Ketum. 

"Potensi penolakan ini bisa menjadi besar, karena banyak yang melihat Bahlil sebagai titipan istana, yang mungkin saja membawa kemunduran dalam berdemokrasi di internal Golkar," lanjutnya.

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Dampaknya terhadap Peta Politik Pilkada dan Dinamika Partai

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Munas 20 Agustus Pilih Ketua Umum Partai Beringin yang Baru

Kontroversi Kasus Tambang Membayangi Bahlil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: