Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Pengamat Politik Soroti Kontroversi Bahlil Lahadalia

Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Pengamat Politik Soroti Kontroversi Bahlil Lahadalia

Airlangga Mundur dari Ketua Umum Golkar: Tiga Alasan Bahlil Lahadalia Tepat Pimpin Partai Beringin.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Selain kurangnya pengalaman di Golkar, Bahlil juga dibayangi oleh isu-isu negatif, salah satunya adalah dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi di sektor tambang. 

Isu ini, menurut Efriza, menjadi catatan minus yang membuat Bahlil kurang diterima oleh sejumlah kader di Golkar.

"Bahlil tidak sepenuhnya bersih, ada kasus tambang yang membelit dirinya. Ini menunjukkan bahwa Bahlil memiliki banyak sisi minus yang mungkin tidak disukai oleh kader-kader Golkar," ungkap Efriza.

Isu Cawe-cawe Jokowi dalam Suksesi Golkar

Kabar mengenai mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Golkar tidak lepas dari spekulasi bahwa Presiden Jokowi turut campur dalam proses suksesi kepemimpinan di partai berlambang pohon beringin tersebut. 

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Plt Ketum Agus Gumiwang Kartasasmita Tak Maju di Munaslub

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar, Ini Kata Pengamat

Isu ini berkembang luas di kalangan publik dan internal Golkar, meski Bahlil Lahadalia dengan tegas membantahnya.

"Tidak ada cawe-cawe. Ini murni proses internal Golkar," ujar Bahlil saat ditemui di Istana Negara pada Rabu, 14 Agustus 2024. 

Bahlil yang dikenal sebagai salah satu menteri yang dekat dengan Presiden Jokowi, menepis semua tudingan yang mengaitkan dirinya dengan campur tangan istana dalam proses suksesi di Golkar.

Bahlil juga menegaskan bahwa pertemuannya dengan Jusuf Kalla dan Presiden Jokowi hanyalah silaturahmi biasa. 

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Bahlil Lahadalia Muncul sebagai Kandidat Kuat

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Desakan Internal dan Dukungan Keluarga Jokowi

"Saya ini bukan kader dari pengurus DPP sekarang, jadi semuanya berjalan alamiah saja. Pertemuan dengan Pak JK dan Pak Presiden Jokowi hanya sebatas silaturahmi biasa. Dengan Pak Presiden, saya memang harus melaporkan perkembangan kerja saya di Kementerian Investasi," tegasnya.

Alternatif Ketua Umum: Bambang Soesatyo dan Agus Gumiwang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: