Pileg dan Pilpres 2024 Dinilai Pemilu Terburuk Setelah Reformasi: Sebuah Catatan Kritis Djarot PDIP

Dalam pidato terakhirnya sebagai Presiden, Joko Widodo menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, termasuk kepada pihak-pihak yang mungkin merasa kecewa selama 10 tahun masa kepemimpinannya. 

Meskipun tidak secara langsung mengomentari kritik terkait Pemilu 2024, Jokowi mengakui bahwa tidak semua hal berjalan sesuai harapan selama masa pemerintahannya.

Dampak Pemilu 2024 pada Stabilitas Politik

Kritik terhadap Pemilu 2024 tidak hanya mencerminkan kekecewaan terhadap proses demokrasi, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius mengenai masa depan stabilitas politik di Indonesia. 

BACA JUGA:Meskipun Kalah di Pilpres PDIP Menjadi Juara dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024

BACA JUGA:Pasca Pileg dan Pilpres Penantang Petahana Herman Deru Bermunculan di Pilgub Sumsel 2024

Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran penting di kancah global. 

Pemilu yang tidak berjalan dengan baik dapat memengaruhi kepercayaan publik terhadap institusi negara dan berdampak negatif pada perekonomian serta posisi Indonesia di mata dunia.

Peran Media dalam Mengawal Demokrasi

Media massa memainkan peran penting dalam menjaga demokrasi tetap berjalan di jalurnya. 

Dalam konteks Pemilu 2024, peran media semakin krusial untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada publik adalah akurat dan tidak bias. 

BACA JUGA:Real Count Sementara KPU Pileg Kota Palembang, Pengamat : Partai Era Reformasi Unjuk Gigi

BACA JUGA:Persaingan Sengit, Pileg DPR RI Dapil Sumsel II Memanas, PKS Klaim Optimis Raih Kursi Terakhir

Media harus berfungsi sebagai pengawas independen yang kritis terhadap setiap penyimpangan yang terjadi dalam proses pemilihan, serta menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya bagi masyarakat.

Pemilu 2024 dan Masa Depan Demokrasi Indonesia

Sumber: