Presiden Jokowi Tegaskan Indonesia Bakal Miliki Dua Smelter Besar: Program Hilirisasi Mineral Mentah
Presiden Jokowi Tegaskan Indonesia Bakal Miliki Dua Smelter Besar: Program Hilirisasi Mineral Mentah.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
"Pembangunan smelter ini sejalan dengan program hilirisasi mineral mentah, salah satunya tembaga. Setelah nikel kita stop ekspornya pada tahun 2020, tembaga dua tahun lalu kita stop. Minggu depan dua smelter besar akan beroperasi," ujar Jokowi, menggarisbawahi pentingnya pembangunan fasilitas ini bagi kedaulatan ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam Indonesia.
Smelter Freeport di Gresik diharapkan mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, sementara smelter Amman di Sumbawa juga diproyeksikan memberikan kontribusi besar bagi industri tembaga Indonesia.
Sejarah Freeport dan Hilangnya Nilai Tambah
Salah satu poin penting yang ditekankan oleh Jokowi adalah bagaimana selama 55 tahun beroperasi di Indonesia, Freeport tidak pernah membangun smelter di dalam negeri. Komoditas mentah, seperti tembaga dan emas, diekspor dan diolah di luar negeri, yang berdampak pada minimnya nilai tambah yang diperoleh Indonesia dari hasil pertambangan.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Utara: Jejak Tambang Emas Ratatotok Sejak Zaman Belanda Hingga Era Modern
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Utara: Transformasi Kabupaten Tambang Emas
"Dulu kita tidak tahu berapa banyak emas yang 'hilang' dari Indonesia karena Freeport tidak membangun smelter di dalam negeri. Setelah smelter Gresik ini beroperasi, kita akan tahu berapa banyak emas yang sebenarnya diproduksi setiap tahun," kata Jokowi.
Freeport kini telah menjadi perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Indonesia, dengan kepemilikan saham mencapai 51 persen, dan di masa depan akan meningkat hingga 61 persen.
Ini menjadi bukti bahwa Indonesia telah berhasil mengambil alih kendali atas salah satu tambang terbesar di dunia dan siap untuk memaksimalkan manfaatnya bagi perekonomian nasional.
Smelter Gresik: Peran Strategis dalam Industri Tembaga
Smelter Freeport yang berada di Gresik tidak hanya akan memurnikan tembaga, tetapi juga menghasilkan anoda lumpur yang akan dimurnikan lebih lanjut di Precious Metal Refinery (PMR) untuk menghasilkan emas, perak batangan, dan logam mulia lainnya seperti Platinum Group Metals (PGM).
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Utara: Potensi SDA dari Migas hingga Tambang Emas
BACA JUGA:Pemekaran Provinsi Sulawesi Utara: Potret Kabupaten Tambang Emas dan Kontrak Karya
Fasilitas ini dirancang untuk menjadi salah satu smelter single line terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Pada bulan Juni 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia telah lebih dulu meresmikan smelter ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: