Diskusi FTA di Hotel Grand Kemang Dibubarkan Secara Paksa: Aksi Kekerasan yang Menodai Demokrasi
Diskusi FTA di Hotel Grand Kemang Dibubarkan Secara Paksa: Aksi Kekerasan yang Menodai Demokrasi.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
Dalam video berdurasi 2 menit 55 detik yang beredar luas di media sosial, terlihat keributan pecah di dalam ruangan diskusi.
Beberapa anggota polisi yang berada di lokasi berusaha melerai, namun situasi semakin memanas saat beberapa peserta diskusi mencoba mempertahankan jalannya acara.
Refly Harun yang turut hadir dalam diskusi tersebut menyayangkan lambannya respons pihak keamanan dalam mengatasi situasi.
BACA JUGA:Melanggar Lallin Pelajar Dihukum Nyanyi Lagu Kebangsaan
BACA JUGA:Pengamat Tegaskan Jokowi Beri Sinyal Dukung Prabowo Calon Presiden Koalisi Kebangsaan...
“Itu bukan delik aduan, dan mereka melakukan itu di depan polisi. Jadi kalau polisi tidak bertindak, aneh bin ajaib,” ujar Refly dalam pernyataan yang diunggah di kanal YouTube-nya pada Sabtu siang.
Refly menegaskan, jika polisi tidak segera mengambil tindakan, pihaknya akan melaporkan kejadian ini secara resmi ke pihak berwenang.
Kecaman dari Para Tokoh Nasional
Diskusi FTA yang dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, termasuk Said Didu, Din Syamsuddin, eks Danjen Kopassus Soenarko, Marwan Batubara, dan Rizal Fadhilah, bertujuan untuk membahas berbagai isu penting yang berkaitan dengan kepemimpinan nasional.
Namun, aksi kekerasan ini tidak hanya menghentikan diskusi tetapi juga mencederai proses demokrasi.
BACA JUGA:Kajari Muba Bidik Dugaan Korupsi Perusahaan, Kelola Ribuan Hektar Lahan Diluar HGU
Din Syamsuddin, intelektual Muslim yang dikenal sebagai tokoh pemersatu bangsa, dengan tegas menyatakan bahwa tindakan ini adalah bentuk kejahatan terhadap demokrasi. “Ini kejahatan demokrasi dan anarkisme.
Polisi tidak berfungsi sebagai pelindung dan pengayom rakyat, mereka diam saja,” ujar Din dengan nada penuh kekecewaan.
Sementara itu, Tata Kesantra, Ketua FTA, dalam pernyataan tertulisnya menyebut bahwa insiden ini menjadi aib besar bagi Indonesia di mata dunia internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: