Pusri Gelar Simulasi PKD Internal dan Eksternal untuk Antisipasi Keadaan Darurat

 Pusri Gelar Simulasi PKD Internal dan Eksternal untuk Antisipasi Keadaan Darurat

Pusri Gelar Simulasi PKD Internal dan Eksternal untuk Antisipasi Keadaan Darurat. F Humas Pusri--

PALEMBANG, PALPOS.ID - Sebagai salah satu Objek Vital Nasional, PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang selaku  anggota holding dari PT Pupuk Indonesia (Persero), selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan karyawan dalam bekerja serta keamanan lingkungan sekitar perusahaan.

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) di lingkungan perusahaan. 

Simulasi ini bertujuan untuk menguji kesiapsiagaan dan koordinasi seluruh pihak terkait dalam menghadapi potensi bahaya di area perusahaan.

BACA JUGA:Tim Inovator Pusri Raih Prestasi Tertinggi pada Ajang Ajang Intekrnasional ICQCC 2024

BACA JUGA:Komitmen Berikan Pelayanan Terbaik, Pusri Gelar SKL 2024

Pusri mempunyai 2 simulasi, yaitu simulasi keadaan darurat kecil dan simulasi keadaan darurat besar.

Keadaan darurat besar ini adalah keadaan dimana kondisi bahayanya itu berpotensi menimbulkan banyak korban, jangkauan area yang luas, memerlukan evaluasi warga, dan yang melibatkan bantuan dari pihak-pihak luar, baik dinas pemerintahan atau dinas yang terkait. 

Simulasi yang dilaksanakan mencakup dua skenario utama, yaitu penanggulangan keadaan darurat internal dan eksternal.

BACA JUGA:Pusri Raih 2 Penghargaan pada BUMN Branding & Marketing Award 2024

BACA JUGA:Di Electricity Connect 2024, PLN Galang Kolaborasi Global Wujudkan Transisi Energi di Indonesia

Pada skenario pertama yaitu PKD Internal yang dihadiri langsung oleh Direktur Utama Pusri, Daconi Khotob didampingi Direktur Operasi & Produksi Filius Yuliandi, terjadi kebocoran pada reaktor Urea (DC 101) Pusri IV, yang disebabkan oleh kebocoran pada las-lasannya di bagian tengah body reactor. 

Diperkirakan panjang kebocoran sekitar 5 cm dan lebar 0,5 cm, mengeluarkan gas amonia bertekanan. Untuk menggambarkan kejadian tersebut, digunakan bom asap berwarna putih dan selang steam. 

Kebocoran ini menyebabkan terjadinya bau menyengat yang terhirup akibat angin yang berhembus ke arah Barat Laut dengan kecepatan 10 km/jam.

BACA JUGA:Pusri Berikan Bantuan Kemanusiaan untuk Papua Nugini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: