IMF Rilis Data Terbaru 2024: Indonesia di Posisi Ke-8 di G20, Bagaimana Dominasi Negara BRICS?

IMF Rilis Data Terbaru 2024: Indonesia di Posisi Ke-8 di G20, Bagaimana Dominasi Negara BRICS?

IMF Rilis Data Terbaru 2024: Indonesia di Posisi Ke-8 di G20, Bagaimana Dominasi Negara BRICS?.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Rusia berada di peringkat ke-4 dengan PDB sebesar 6,9 triliun dolar AS (Rp 106.950 triliun), sedangkan Brasil memiliki nilai PDB yang sama dengan Indonesia, yaitu 4,7 triliun dolar AS (Rp 72.850 triliun).

Indonesia: Peringkat Ke-8 dengan PDB Rp 72.850 Triliun

Indonesia, sebagai bagian dari negara G20 dan anggota BRICS+, menempati posisi ke-8 dalam daftar ini. 

BACA JUGA:Serius Tanggapi Isu PPDB, Pj Walikota Prabumulih Turunkan ‘Tim Siluman’

BACA JUGA:PPDB SMP 2024/2025 di Kota Lubuklinggau: Jalur dan Jadwal Masih Segera Diumumkan

Dengan PDB sebesar 4,7 triliun dolar AS, ekonomi Indonesia menyumbang sekitar 3% dari total PDB negara-negara G20.

Pencapaian ini mencerminkan peran strategis Indonesia sebagai salah satu ekonomi berkembang yang terus tumbuh meski menghadapi tantangan global.

“Kekuatan ekonomi Indonesia dalam PPP menunjukkan kemampuan negara ini untuk bersaing di tingkat global, terutama di tengah tantangan ekonomi dunia seperti inflasi dan perlambatan ekonomi di beberapa kawasan,” ujar pakar ekonomi, Dr. Haryanto.

Selain itu, Jepang dan Jerman melengkapi daftar lima besar dengan masing-masing nilai PDB sebesar 6,6 triliun dolar AS (Rp 102.300 triliun) dan 6 triliun dolar AS (Rp 93.000 triliun).

BACA JUGA:PPDB SMA Dimulai, Berikut Mekanisme dan Jadwalnya

BACA JUGA:Disdik Sumsel Tetapkan 50% Kuota PPDB tahun 2024/2025, Ini Pandangan Akademisi

Paritas Daya Beli: Pentingnya Mengukur Kekuatan Ekonomi Riil

Paritas daya beli (PPP) adalah metode yang digunakan untuk membandingkan kekuatan ekonomi antarnegara secara lebih adil dengan memperhitungkan perbedaan harga di setiap negara. 

PPP memberikan gambaran yang lebih realistis tentang kekuatan ekonomi negara-negara berkembang seperti Indonesia dan India, yang memiliki biaya hidup lebih rendah dibandingkan negara maju.

Namun, metode ini juga memiliki kelemahan. Salah satu kritik terhadap PPP adalah asumsi bahwa pola konsumsi antarnegara sama, padahal kenyataannya berbeda. 

Selain itu, kualitas data dari beberapa negara berkembang terkadang kurang akurat, yang dapat memengaruhi hasil analisis.

BACA JUGA:Jelang PPDB, Kajari Prabumulih: Kalau Ada Mindset Mencari Keuntungan Disekolah Tinggalkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: