Pemerintah Jepang Terapkan Sistem Empat Hari Kerja Mulai April 2025: Solusi Atasi Penurunan Angka Kelahiran
Pemerintah Jepang Terapkan Sistem Empat Hari Kerja Mulai April 2025: Solusi Atasi Penurunan Angka Kelahiran.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
JEPANG, PALPOS.ID - Pemerintah Jepang Terapkan Sistem Empat Hari Kerja Mulai April 2025: Solusi Atasi Penurunan Angka Kelahiran.
Jepang kembali menjadi sorotan dunia dengan kebijakan terbarunya yang dinilai revolusioner.
Mulai April 2025 mendatang, pemerintah metropolitan Tokyo secara resmi akan menerapkan sistem empat hari kerja dalam sepekan.
Kebijakan ini muncul sebagai respons terhadap krisis demografi akibat angka kelahiran yang terus menurun.
BACA JUGA:Ratusan Pengungsi Gunung Lewotobi Nobar Laga Indonesia vs Jepang untuk Hilangkan Duka
BACA JUGA:Meluncur di Jepang, Honda GB350 C Siap Tantang Royal Enfield dengan Gaya Retro Elegan
Sebagai salah satu negara dengan budaya kerja paling padat di dunia, upaya ini diharapkan membawa perubahan positif, tidak hanya dalam keseimbangan kehidupan kerja, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas keluarga di Jepang.
Alasan Utama: Tekanan Angka Kelahiran yang Merosot
Jepang tengah menghadapi tantangan serius berupa rendahnya angka kelahiran yang belum kunjung membaik.
Berdasarkan data resmi Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, jumlah kelahiran pada Januari hingga Juni 2024 mengalami penurunan sebesar 5,7% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Hal ini menambah kekhawatiran pemerintah terhadap masa depan populasi negara tersebut.
BACA JUGA:Toyota AE86 Levin Sebagai Ikon Legendaris dari Era Keemasan Otomotif Jepang
BACA JUGA:Muscle Car Australia yang Pernah Berjaya di Indonesia yang Kalah Saing dengan Mobil Merek Jepang
Fenomena ini sebagian besar dipengaruhi oleh jam kerja yang panjang, yang menyebabkan masyarakat Jepang, terutama kaum perempuan, kesulitan untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, termasuk dalam mengurus anak atau merencanakan kehamilan.
Menyadari hal ini, Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih fleksibel bagi para pekerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: