Jejak Bumi Indonesia Kampanyekan Gerakan Menanam Pohon Cegah Banjir
Jejak Bumi Indonesia menanam bibit pohon produktif di lahan kritis. Foto: Eko/Palpos.id--
BATURAJA, PALPOS.ID - Jejak Bumi Indonesia (JBI) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengkampanyekan gerakan menanam pohon di lahan kritis untuk mencegah bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Ketua JBI OKU, Hendra Setyawan, Rabu 1 Januari 2025 mengatakan bahwa gerakan menanam pohon ini sebagai upaya pelestarian lingkungan sekaligus melindungi kawasan hutan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) agar tidak kritis.
Menurutnya, melindungi hutan dan DAS merupakan tanggung jawab bersama, termasuk pemerintah untuk menjaga stabilitas iklim, ketahanan pangan dan keanekaragaman hayati.
Berdasarkan data, kata dia, dari total luas kawasan hutan di Sumsel yang mencapai 3.334.316,58 hektare, seluas 227.958 hektare diantaranya merupakan lahan kritis.
Banyaknya lahan kritis di Bumi Sriwijaya itu sebagian besar disebabkan oleh ulah oknum masyarakat yang melakukan perambahan hutan secara liar.
Alih fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit oleh pihak perusahaan pun turut menyumbang banyaknya lahan kritis hingga menyebabkan beberapa kabupaten/kota di Sumsel, termasuk Kabupaten OKU kerap dilanda bencana banjir dan tanah longsor saat musim hujan.
BACA JUGA:Pemkab OKU Dapat Bantuan Motor Perpustakaan Keliling
BACA JUGA:Lima Titik Jalan Taman Kota Baturaja Ditutup Pada Malam Tahun Baru
Oleh sebab itu, kata dia, gerakan menanam pohon ini dilakukan sebagai upaya menyelamatkan lahan kritis agar kembali produktif sekaligus melestarikan kawasan hutan lindung dan DAS supaya tetap lestari.
Dalam gerakan tersebut pihaknya bersama masyarakat binaan JBI menanam sebanyak 200 ribu bibit pohon produktif di beberapa kabupaten/kota di Sumsel meliputi OKU, OKU Selatan, Muara Enim, Lahat, Pagar Alam dan Musirawas.
"Selama tahun 2024 tercatat sebanyak 200 ribu bibit pohon yang sudah kami tanam bersama masyarakat binaan JBI di beberapa kabupaten/kota tersebut," ujarnya.
Adapun bibit yang ditanam mulai dari tanaman alpukat, durian, aren, nangka, pala, petai, jengkol, cempedak, kelor, jambu kristal, pinang, kelengkeng, hingga buah mangga.
"Bibit yang ditanam ini adalah jenis pohon produktif memiliki nilai ekologis dan bernilai ekonomi tinggi," katanya.
Melalui gerakan menanam pohon diharapkan dapat menjadikan Bumi Sriwijaya lebih hijau dan lestari sekaligus mengurangi resiko bencana alam akibat lahan kritis.
"Dengan penghijauan diharapkan dapat mengurangi resiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor yang kerap terjadi di beberapa daerah, terutama di Kabupaten OKU," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: