Rakorda SNLIK 2025: OJK dan BPS Sumatera Selatan Bersinergi Menuju Keuangan Inklusif
Rakorda SNLIK 2025: OJK dan BPS Sumatera Selatan Bersinergi Menuju Keuangan Inklusif-Foto:dokumen palpos-
Wahyu Yulianto sepakat bahwa sinergi antara OJK dan BPS merupakan kunci keberhasilan SNLIK 2025.
“Kolaborasi ini tidak hanya penting dalam konteks survei, tetapi juga dalam upaya membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan di Sumatera Selatan,” ungkap Arifin.
Wahyu menambahkan bahwa BPS memiliki pengalaman panjang dalam melakukan survei berskala nasional, sehingga siap mendukung OJK dalam memastikan pelaksanaan SNLIK 2025 berjalan lancar.
“Kami akan memastikan bahwa seluruh tahapan survei, mulai dari perencanaan hingga analisis data, dilakukan dengan standar tertinggi,” ujarnya.
Manfaat SNLIK 2025 bagi Masyarakat dan Pembangunan Daerah
SNLIK 2025 diharapkan memberikan manfaat besar, tidak hanya bagi pengembangan kebijakan nasional, tetapi juga bagi pembangunan daerah di Sumatera Selatan.
Data yang dihasilkan akan membantu pemerintah daerah memahami kondisi literasi dan inklusi keuangan masyarakat, sehingga dapat merancang program yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Hasil survei ini juga akan menjadi acuan bagi sektor keuangan untuk mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan meningkatkan akses keuangan, diharapkan masyarakat Sumatera Selatan dapat lebih berdaya secara ekonomi dan mampu berkontribusi lebih besar dalam pembangunan daerah.
Tantangan dalam Meningkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan
Meski telah banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi.
Salah satunya adalah kesenjangan akses antara masyarakat perkotaan dan pedesaan.
Banyak masyarakat di daerah terpencil yang masih menghadapi hambatan dalam mengakses layanan keuangan, baik karena keterbatasan infrastruktur maupun minimnya pengetahuan tentang produk keuangan.
Selain itu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan juga menjadi tantangan yang perlu diperhatikan.
Beberapa masyarakat masih enggan menggunakan layanan keuangan formal karena kurangnya pemahaman atau pengalaman negatif di masa lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: