Dinkes OKU Imbau Warga Pelihara Ikan Cupang Cegah DBD

Kepala Bidang P2P Dinkes OKU, Andi Prapto-Foto:Eko palpos-
BATURAJA, PALPOS.ID - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mendorong warga untuk memelihara ikan cupang di rumah untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) OKU, Andi Prapto, Sabtu 22 Februari 2025 mengatakan bahwa memelihara ikan hias pemakan jentik ini cukup efektif untuk menekan DBD selama musim hujan.
"Selain ikan cupang, ikan jenis lainnya seperti nila, ikan mas atau mujair juga bisa disimpan di tempat penampungan air," katanya.
Ikan-ikan predator itu bisa memangsa jentik-jentik nyamuk yang muncul sehingga dapat meminimalisir penyebaran penyakit DBD.
BACA JUGA:Terlindas Truk, Karyawan Percetakan di OKU Tewas Mengenaskan
BACA JUGA:Polres OKU Razia Tempat Hiburan Malam
Dia mengatakan, selama cuaca pancaroba hingga musim hujan ini, pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk menekan angka DBD, termasuk mengedukasi masyarakat untuk secara mandiri memberantas sarang nyamuk di lingkungan masing-masing.
Masyarakat juga diimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menerapkan pola 3M plus dalam kehidupan sehari-hari.
"Pola 3M ini juga masih menjadi cara yang sangat efektif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari DBD," ujarnya.
Sementara, berdasarkan data sepanjang tahun 2024, kasus DBD di Kabupaten OKU menembus angka sebanyak 412 kasus yang menyerang pasien anak-anak hingga dewasa hingga menjalani perawatan di rumah sakit setempat akibat terserang penyakit tersebut.
BACA JUGA:Sempat Buron, Lima Kawanan Perampok di OKU Berhasil Diciduk Polisi
BACA JUGA:Bulog OKU Serap 1.500 Ton Beras Petani di OKU Timur
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2023 yang hanya berjumlah 162 kasus di mana empat orang pasien anak-anak diantaranya dinyatakan meninggal dunia akibat DBD.
"Kabar baiknya pada 2024 tidak ada pasien yang meninggal dunia akibat DBD," ujar Andi.* (len)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: