Kue Tok Pandan, Tradisi Rasa yang Tak Lekang oleh Waktu

Kue tok pandan, camilan tradisional Indonesia yang nggak hanya enak tapi juga kaya akan makna budaya.-Foto: instagram@mycake_monica-
“Awalnya saya hanya buat untuk acara keluarga, tapi karena banyak yang suka, akhirnya saya mulai jual secara online.
Ternyata responnya luar biasa,” ujar Ibu Rina saat ditemui tim kami di dapurnya yang sederhana namun rapi.
BACA JUGA:Tren Baru di Dunia Kue Kering : Nastar Cokelat Keju Mencuri Perhatian Pecinta Kuliner
BACA JUGA:Pie Susu, Oleh-Oleh Khas Bali yang Makin Mendunia
Ia menggunakan daun pandan segar sebagai pewarna alami dan menambahkan santan kental untuk memberi rasa gurih yang seimbang dengan manisnya isian kacang hijau.
Semua bahan dibuat tanpa pengawet, sehingga kue hanya bertahan 2–3 hari.
Menurut Ibu Rina, tantangan utama dalam membuat kue tok adalah menjaga tekstur agar tetap lembut namun tidak mudah pecah.
“Kalau adonannya terlalu kering, nanti mudah retak.
Tapi kalau terlalu lembek, malah susah dibentuk,” jelasnya sambil menunjukkan cetakan kayu berbentuk kura-kura yang ia warisi dari sang ibu.
Tren gaya hidup sehat dan kembali ke makanan tradisional mendorong naiknya permintaan akan kue-kue lokal seperti kue tok pandan.
Apalagi, generasi muda kini semakin tertarik untuk mencoba makanan yang tidak hanya enak, tetapi juga memiliki nilai budaya.
Di media sosial, tagar seperti #KueTradisional dan #KueTokPandan kerap bermunculan.
Banyak food blogger dan content creator yang mengulas kue ini sebagai bagian dari eksplorasi kuliner Nusantara.
“Saya suka banget sama teksturnya yang kenyal dan rasa pandan yang harum.
Rasanya kayak nostalgia ke masa kecil,” tulis akun Instagram @kulinerjadul, yang memiliki lebih dari 100 ribu pengikut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: