Peringatan Hari Bumi: Sumatera Menolak Punah Akibat Ekspansi Energi Kotor

Peringatan Hari Bumi: Sumatera Menolak Punah Akibat Ekspansi Energi Kotor.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
PALEMBANG, PALPOS.ID - Peringatan Hari Bumi: Sumatera Menolak Punah Akibat Ekspansi Energi Kotor.
Hari Bumi bukan sekadar peringatan simbolik, ia adalah panggilan untuk bertindak.
Di tengah krisis iklim yang semakin nyata, Sumatera berdiri di persimpangan: Transisi energi
atau perlahan punah di bawah bayang-bayang ketamakan.
BACA JUGA:Rayakan Hari Bumi, Telkomsel Kampanye 'Jejak Kebaikan' Bersama Pelanggan
BACA JUGA:STuEB Yakin Sumatera Bisa Terapkan Transisi Energi: Ciptakan Energi yang Tak Merusak Lingkungan
Pulau Sumatera, yang dulu dikenal sebagai rumah bagi hutan tropis lebat dan keanekaragaman hayati yang luar biasa, kini terancam oleh ekspansi energi kotor.
Salah satu ancaman terbesar adalah sumber energi listrik di Sumatera didominasi oleh PLTU batubara, yang tidak hanya merusak lingkungan secara lokal, tetapi juga mempercepat krisis iklim secara global.
Emisi karbon, perusakan ekosistem, konflik lahan, serta dampak kesehatan masyarakat adalah harga mahal yang harus dibayar demi sumber energi yang usianya sudah seharusnya berakhir.
Tema “Sumatera Menolak Punah” diangkat pada Hari Bumi adalah bentuk penegasan sikap.
BACA JUGA:Pemberdayaan Marbot, Cara Indosat Ooredoo Hutchison Makmurkan Masjid dan Lingkungannya
Ini adalah seruan untuk melawan kebijakan yang tidak berpihak pada keberlanjutan hidup, menolak sumber energi yang mengorbankan generasi masa depan, dan memperjuangkan transisi energi bersih, adil dan berkelanjutan.
Melalui rangkaian kegiatan Hari Bumi 2025 ini, kami dari Koalisi Sumatera Menolak Punah ingin menghadirkan ruang kolaborasi, edukasi, dan mobilisasi aksi yang menempatkan Sumatera sebagai barisan terdepan dalam perlawanan terhadap krisis iklim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: