STuEB Yakin Sumatera Bisa Terapkan Transisi Energi: Ciptakan Energi yang Tak Merusak Lingkungan

STuEB Yakin Sumatera Bisa Terapkan Transisi Energi: Ciptakan Energi yang Tak Merusak Lingkungan

STuEB Yakin Sumatera Bisa Terapkan Transisi Energi: Ciptakan Energi yang Tak Merusak Lingkungan.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

PALEMBANG, PALPOS.ID – Dalam situasi krisis iklim yang semakin nyata dan meresahkan, Jejaring Sumatera Terang untuk Energi Bersih (STuEB) kembali menegaskan komitmennya untuk mendorong transisi energi bersih di Pulau Sumatera. 

Organisasi yang terdiri dari 15 lembaga non-pemerintahan dari 10 provinsi di Sumatera ini menyoroti urgensi perubahan sistem energi demi melindungi lingkungan, kesehatan masyarakat, dan masa depan generasi mendatang.

Dalam sebuah diskusi publik yang digelar di Guns Caffe Palembang pada Senin malam (21/04/2025), Koordinator STuEB, Ali Akbar, menegaskan bahwa saat ini Indonesia—khususnya Sumatera—berada pada titik kritis yang menentukan arah pembangunan energi di masa depan. 

Ia menyampaikan keprihatinan mendalam atas masih kuatnya ketergantungan negara terhadap energi fosil, terutama batubara, yang telah terbukti membawa dampak serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

BACA JUGA:Minta Hakim Putusan Terdakwa Bos Tambang Ilegal Divonis Hukuman Maksimal

BACA JUGA:Tertangkap Basah Curi 2 Ribu Buah Nanas, Seorang Warga Prabumulih Dihakimi Massa

47 Pelanggaran di 9 PLTU Batubara: Sebuah Potret Buram Energi Kotor

Berdasarkan hasil pemantauan STuEB selama dua tahun terakhir terhadap sembilan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara yang tersebar di Sumatera, ditemukan sebanyak 47 pelanggaran lingkungan dan hukum. 

Dari jumlah tersebut, 12 kasus telah dilaporkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk ditindaklanjuti secara hukum.

“Kami melihat pola pelanggaran yang sistematis. Mulai dari pembuangan limbah beracun ke sungai, pencemaran udara berbahaya, hingga penyerobotan lahan masyarakat. Ini bukan hanya soal regulasi yang longgar, tapi juga lemahnya pengawasan,” jelas Ali.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa praktik kejahatan korporasi ini kerap berlangsung dengan restu diam-diam dari pemerintah yang masih memihak pada investasi energi fosil. 

BACA JUGA:Desert Khaki dan Tenaga Hybrid: Daya Tarik Baru Suzuki Jimny Sierra 2025.

BACA JUGA:Ribuan Hakim Mogok Massal: Menuntut Keadilan Setelah 12 Tahun Tanpa Kenaikan Gaji

Padahal, di tengah krisis iklim global, Indonesia seharusnya memposisikan diri sebagai pelopor dalam transformasi energi berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: