Kue Biji Ketapang, Camilan Tradisional yang Tak Pernah Kehilangan Penggemar

Kue Biji Ketapang, Camilan Tradisional yang Tak Pernah Kehilangan Penggemar

Kue biji ketapang, camilan tradisional yang tetap menggoda selera, meski zaman terus berubah.-Fhoto: Istimewa-

Keistimewaan kue biji ketapang juga terletak pada kesederhanaan bahan dan proses pembuatannya.

Umumnya, bahan dasar yang digunakan meliputi tepung terigu, kelapa parut sangrai atau santan, margarin, gula, telur, dan sedikit garam.

BACA JUGA:Kue Talam, Cita Rasa Tradisional yang Kian Digemari di Tengah Modernisasi Kuliner

BACA JUGA:Cenil, Jajanan Tradisional Warisan Leluhur yang Kembali Diminati Generasi Muda

Setelah semua bahan diaduk menjadi adonan yang kalis, adonan dipotong kecil-kecil menyerupai biji dan digoreng dalam minyak panas hingga kecokelatan.

Ada dua varian utama kue biji ketapang yang umum ditemukan di pasaran: versi gurih dan versi manis. Untuk versi gurih, kelapa parut biasanya menjadi bahan utama yang memberi cita rasa khas.

Sedangkan versi manis sering menggunakan tambahan gula pasir dan sedikit vanili untuk aroma.

Salah satu pengusaha UMKM kue kering di Jakarta Timur, Ibu Rina, mengatakan bahwa meski tergolong kue tradisional, permintaan terhadap biji ketapang justru terus meningkat, terutama di masa-masa menjelang Lebaran.

“Setiap tahun, saya bisa memproduksi hingga 300 kilogram kue biji ketapang dalam satu minggu sebelum Lebaran.

Permintaannya tinggi karena banyak orang ingin kembali merasakan nostalgia,” ungkapnya.

Meskipun jajanan kekinian seperti cookies Korea, biskuit isi matcha, dan camilan impor membanjiri pasar, kue biji ketapang tetap mampu bertahan.

Hal ini tidak lepas dari tren kembali ke makanan tradisional yang belakangan ini semakin digemari masyarakat, terutama generasi muda yang mulai tertarik mengeksplorasi kuliner masa lalu.

Chef muda sekaligus konten kreator kuliner, Rizky Aditya, menyebutkan bahwa kue-kue tradisional seperti biji ketapang punya potensi besar untuk kembali naik daun jika dikemas secara modern.

“Saya pernah membuat konten tentang kue biji ketapang dengan kemasan kekinian dan visual menarik.

Ternyata viral dan banyak yang tertarik, bahkan dari luar negeri. Ini bukti bahwa makanan tradisional bisa bersaing asalkan inovatif,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: