Sate Bandeng : Kuliner Legendaris Banten yang Tetap Melegenda di Tengah Modernisasi

Sate Bandeng, kuliner legendaris sejak abad ke-16 yang tetap melegenda di tengah arus zaman.-Fhoto: Istimewa-
Salah satunya adalah Sate Bandeng Haji Mansyur, usaha keluarga yang sudah berdiri sejak tahun 1970-an.
Menurut generasi ketiga pemilik usaha tersebut, Rahmat Hidayat, proses pembuatan sate bandeng tetap mempertahankan cara tradisional agar cita rasanya tidak berubah.
BACA JUGA:Kue Biji Ketapang, Camilan Tradisional yang Tak Pernah Kehilangan Penggemar
BACA JUGA:Kue Tradisional Khas Jawa: Kue Blinjo Kembali Populer di Tengah Gempuran Kuliner Modern
“Kami masih gunakan cara manual untuk mengeluarkan duri dan mencampur bumbu.
Prosesnya memang lama, bisa 2-3 jam untuk satu batch, tapi pelanggan kami bilang rasanya tidak tergantikan,” ujar Rahmat saat ditemui di tokonya di kawasan Jalan KH. Sochari, Kota Serang.
Rahmat menjelaskan bahwa satu ekor sate bandeng utuh bisa dibanderol dengan harga antara Rp30.000 hingga Rp50.000, tergantung ukuran dan isiannya.
Selain versi original, kini hadir pula varian baru seperti sate bandeng isi telur asin, keju, hingga pedas manis yang menyesuaikan selera generasi muda.
Pemerintah daerah pun turut berperan dalam mempromosikan sate bandeng sebagai ikon kuliner lokal.
Dinas Pariwisata Provinsi Banten rutin menggelar festival kuliner setiap tahunnya, di mana sate bandeng menjadi salah satu sajian utama yang ditampilkan.
Tahun 2024 lalu, sate bandeng bahkan dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Kami ingin sate bandeng tidak hanya dikenal sebagai oleh-oleh khas, tapi juga menjadi bagian dari pengalaman wisata kuliner di Banten.
Maka dari itu, kami mendukung UMKM lokal untuk terus berinovasi dalam pengemasan dan promosi,” kata Kepala Dinas Pariwisata Banten, Siti Rohmah.
Namun, tidak semua berjalan mulus. Pelaku usaha sate bandeng kerap mengeluhkan ketersediaan ikan bandeng segar yang semakin mahal, terutama saat musim panen rendah.
Selain itu, persaingan dengan produk-produk kuliner cepat saji membuat pemasaran sate bandeng perlu strategi khusus, termasuk melalui platform digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: