Gulai Belacan : Hidangan Khas Melayu yang Semakin Diminati di Kancah Kuliner Nasional

Bukan sekadar gulai, ini adalah warisan rasa dari pesisir Melayu. Gulai Belacan—perpaduan rempah, santan, dan belacan yang melegenda. -Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID – Gulai belacan, salah satu kuliner tradisional khas masyarakat Melayu di pesisir Sumatera, kembali menarik perhatian para pecinta kuliner nusantara.
Hidangan yang kaya rasa ini tengah naik daun, tak hanya di kampung-kampung tradisional tetapi juga di restoran-restoran modern di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Pekanbaru.
Gulai belacan dikenal sebagai masakan berkuah santan yang pedas, gurih, dan kaya rempah, dengan tambahan belacan—sejenis terasi khas Melayu yang memiliki aroma tajam dan cita rasa yang khas.
Kombinasi bumbu dapur seperti lengkuas, serai, kunyit, cabai merah, dan bawang merah menciptakan harmoni rasa yang begitu kompleks dan menggoda selera.
BACA JUGA:Menghidupkan Tradisi Sarikayo Minangkabau: Warisan Rasa dan Budaya yang Tetap Lestari
BACA JUGA:Kolak Pisang : Hidangan Tradisional yang Tetap Relevan di Tengah Gempuran Kuliner Modern
Gulai belacan merupakan salah satu simbol kuliner Melayu yang sangat lekat dengan identitas masyarakat pesisir.
Di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, hidangan ini menjadi sajian istimewa saat perayaan hari besar seperti Lebaran, kenduri, dan pesta adat.
Tidak hanya disukai karena rasanya, gulai belacan juga dianggap sebagai bagian dari warisan budaya yang terus dijaga turun-temurun.
“Dulu nenek saya sering masak gulai belacan saat ada tamu istimewa datang ke rumah.
BACA JUGA:Kue Lumpur Jakarta, Cita Rasa Tradisional yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi Ibu Kota
BACA JUGA:Lezatnya Asam Padeh Tongkol, Kuliner Tradisional Minang yang Makin Diminati
Sekarang, saya coba teruskan tradisi itu kepada anak-anak saya,” ujar Nurhasanah (53), warga Tanjungpinang yang kini membuka usaha katering khas Melayu.
Menurut sejarawan kuliner lokal, masakan ini dipengaruhi oleh budaya India dan Arab yang masuk ke wilayah Melayu sejak abad ke-7 melalui jalur perdagangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: