Sayur Nangka, Kuliner Tradisional yang Tetap Bertahan di Tengah Modernisasi

Sayur Nangka, Kuliner Tradisional yang Tetap Bertahan di Tengah Modernisasi

Dari gudeg manis khas Jogja, gulai cubadak pedas dari Minang, hingga jukut nangka Bali yang kaya rempah—semuanya jadi bukti kekayaan kuliner Nusantara.-Fhoto: Istimewa-

Masing-masing memiliki karakter rasa yang khas, mencerminkan keanekaragaman kuliner Indonesia.

Selain cita rasa yang lezat, nangka muda ternyata juga menyimpan banyak manfaat kesehatan.

BACA JUGA:Lapa Lapa : Menyajikan Cita Rasa Tradisional yang Menggoda di Tengah Modernitas

BACA JUGA:Sup Ikan Jantung Pisang, Hidangan Sehat dengan Sentuhan Tradisional yang Menggugah Selera

Dalam 100 gram nangka muda terdapat kandungan serat, vitamin C, kalium, serta antioksidan yang baik untuk tubuh.

Menurut ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Arini Widya, nangka muda bisa menjadi pilihan sumber serat yang murah dan mudah didapat.

“Kandungan serat dalam nangka muda membantu menjaga kesehatan pencernaan, sementara vitamin C-nya berperan sebagai antioksidan alami.

Selain itu, karena rendah kalori dan lemak, cocok juga untuk diet,” jelasnya.

Namun, Dr. Arini juga mengingatkan bahwa konsumsi sayur nangka dengan santan berlebih perlu diperhatikan.

“Santan mengandung lemak jenuh tinggi, jadi sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah wajar,” tambahnya.

Di era media sosial dan tren makanan instan, sayur nangka tetap menemukan tempatnya.

Banyak restoran dan warung makan yang berinovasi agar tetap relevan di kalangan milenial dan generasi Z.

Salah satunya dengan menyajikan sayur nangka dalam kemasan modern seperti rice box atau frozen food.

Contohnya adalah “Gudeg Go!”, startup kuliner asal Sleman yang menjual sayur nangka dalam kemasan beku. Produk ini bisa tahan hingga 6 bulan di freezer dan sudah dipasarkan ke luar negeri.

“Kami ingin mengenalkan gudeg ke pasar global, tapi tetap mempertahankan rasa otentik,” ujar Ardi Wibowo, pendiri Gudeg Go!.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: