Ekspor Batu Bara Indonesia Merosot Awal 2025: Menteri ESDM Tegaskan Tak Terkait Konflik India-Pakistan

Ekspor Batu Bara Indonesia Merosot Awal 2025: Menteri ESDM Tegaskan Tak Terkait Konflik India-Pakistan

Ekspor Batu Bara Indonesia Merosot Awal 2025: Menteri ESDM Tegaskan Tak Terkait Konflik India-Pakistan.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Sebagai pasar ekspor terbesar kedua setelah China, hubungan perdagangan batu bara Indonesia-India memiliki sejarah panjang. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume dan nilai ekspor batu bara ke India dalam 10 tahun terakhir menunjukkan tren fluktuatif.

Rata-rata volume ekspor batu bara Indonesia ke India sepanjang 2015 hingga 2024 mencapai 104,58 juta ton per tahun, dengan nilai ekspor rata-rata sebesar US$5,44 miliar.

Pada 2024, volume ekspor tercatat sebesar 108,07 juta ton dengan nilai US$6,25 miliar. 

Meskipun lebih tinggi dari rata-rata tahunan, volume tersebut turun tipis sebesar 0,79% dari tahun sebelumnya. 

Bahkan secara nilai, ekspor mengalami penurunan signifikan sebesar 13,92% dibandingkan tahun 2023.

Puncak ekspor volume terjadi pada 2015 dengan angka 123,84 juta ton senilai US$4,65 miliar, sedangkan nilai ekspor tertinggi tercatat pada 2022, yakni US$10,59 miliar. 

Penurunan terendah dalam 10 tahun terjadi pada 2021 dengan volume hanya 70,78 juta ton.

Penurunan ekspor batu bara Indonesia pada awal 2025 membuka ruang diskusi yang luas terkait strategi jangka panjang sektor energi nasional. 

Dengan tren global yang mengarah pada dekarbonisasi dan pengembangan energi terbarukan, Indonesia dituntut untuk mulai mengurangi ketergantungan pada ekspor batu bara dan mempercepat transisi ke energi bersih.

Pemerintah melalui Kementerian ESDM sebenarnya telah merumuskan peta jalan transisi energi nasional, yang mencakup pengembangan pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan panas bumi. 

Namun, dalam jangka pendek, ekspor batu bara masih menjadi salah satu kontributor utama devisa negara.

Untuk mengatasi penurunan permintaan dari negara-negara tradisional, Indonesia perlu menjajaki pasar-pasar baru di kawasan Asia Selatan lainnya, Afrika, dan Eropa Timur. 

Selain itu, diversifikasi produk batu bara, seperti batubara yang diproses menjadi gas (gasifikasi), juga menjadi opsi untuk meningkatkan nilai tambah.

Penurunan ekspor batu bara Indonesia pada awal 2025 merupakan dampak nyata dari perubahan kebijakan energi negara-negara tujuan utama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: