Putu mayang : kuliner tradisional nusantara yang kian digemari

Putu mayang : kuliner tradisional nusantara yang kian digemari

Putu Mayang, kenikmatan tradisional yang tak lekang oleh waktu Dengan kuah santan manis dan warna-warni ceria, kue Betawi ini kembali mencuri perhatian. -Fhoto: Istimewa-

Banyak food vlogger yang mengangkat kembali makanan tradisional ini sebagai bagian dari gerakan mencintai kuliner lokal.

Video-video singkat yang memperlihatkan proses pembuatan Putu Mayang yang unik menarik perhatian jutaan penonton.

Meski sedang naik daun, pelaku usaha Putu Mayang tetap menghadapi tantangan, terutama dalam hal distribusi dan daya tahan produk.

Karena berbahan dasar santan dan tidak mengandung bahan pengawet, Putu Mayang hanya tahan dalam waktu singkat, sehingga sulit untuk dipasarkan dalam skala besar atau secara daring ke luar kota.

Namun, sejumlah inovasi mulai dikembangkan, seperti pengemasan vakum dan penggunaan teknologi pendingin portabel untuk memperpanjang umur simpan tanpa mengubah rasa dan kualitas.

Pakar kuliner tradisional, William Wongso, menyebut bahwa kebangkitan makanan tradisional seperti Putu Mayang adalah sinyal positif bahwa masyarakat Indonesia mulai sadar akan kekayaan kuliner sendiri.

“Putu Mayang bukan hanya makanan, tapi juga warisan budaya yang harus dilestarikan.

Jika tidak ada yang membuat dan menikmatinya, warisan ini bisa hilang,” ujarnya dalam sebuah seminar kuliner di Jakarta, Mei lalu.

Kembalinya Putu Mayang ke tengah-tengah tren kuliner Indonesia menunjukkan bahwa tradisi dan modernitas bisa berjalan beriringan.

Dengan inovasi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, kue kenyal berbalut kuah manis ini bisa terus dinikmati lintas generasi dan menjadi ikon kuliner lokal yang mendunia.

Jika kamu ingin versi berita ini dibuat untuk media cetak, media online, atau dikembangkan menjadi artikel feature dengan narasi lebih personal atau wawancara mendalam, aku bisa bantu menyesuaikannya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: